Gempa Papua Dirasakan Kuat 4 Detik, Warga Panik

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Selasa, 28 Jul 2015 07:12 WIB
Gempa 7,2 SR mengguncang Papua. Pusat gempa di 27 km tenggara Mamberamo Raya, 81 km timur laut Tolikara, dan 99 km barat laut Mamberamo Tengah.
Seorang pria berdiri di Bandara Kelas I Wamena, Papua. (CNN Indonesia/Aghnia Adzkia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter yang melanda Papua pukul 4.41, Selasa dini hari (28/7), dirasakan sangat kuat oleh warga setempat selama empat detik.

Kepala Pusat Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan saat gempa terjadi, warga panik dan berhamburan keluar. Meski demikian, belum ada laporan kerusakan bangunan dan korban jiwa akibat gempa tersebut. (Baca juga: Gempa 7,2 SR Guncang Papua)

"BPBD Provinsi Papua masih berkoordinasi dengan aparat setempat. Pendataan masih dilakukan. Wilayah yang sulit dijangkau dan keterbatasan akses menyebabkan sulitnya pemantauan," kata Sutopo kepada CNN Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pusat gempa, ujar Sutopo, berada di lokasi 75 kilometer tenggara Mamberamo Raya, 81 km timur laut Tolikara, 99 km barat laut Mamberamo Tengah. Sementara pusat gempa di darat berada pada kedalaman 49 km.

"Gempa tidak berpotensi tsunami," tegas Sutopo.

Berdasarkan data BNPB, gempa yang dirasakan tercatat di Jayapura II-III MMI (Modified Mercalli Intensity), di Sarmi IV MMI, di Wamena III MMI, di Sentani II-III MMI, dan Biak II-III MMI. MMI merupakan pengukur skala goncangan dari 1 hingga 12.

Wilayah utara daratan Provinsi Papua seperti Kabupaten Yapen, Waropen, Jayapura, dan Mamberamo memang dinilai rawan gempa.

"Di wilayah ini ada sesar aktif, yaitu Sesar Yapen bergerak ke barat timur rata-rata 2 hingga 5 cm per tahun. Ada juga sesar Mamberamo," ujar Sutopo.

Menurut sejarahnya, kata Sutopo, di wilayah tersebut pernah dua kali terjadi gempa besar, yakni 7,9 SR pada 1926 dan 8,1 SR pada 1971.

"Daerah Indonesia timur memang rawan gempa dan tsunami," ujarnya.

Meskipun rentan gempa, riset tentang gempa dan tsunami di kawasan timur Indonesia masih minim. Alhasil BNPB belum dapat mengenali karakteristik gempa dan tsunami di wilayah timur.

BNPB mengimbau Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta lembaga riset nasional mengalokasikan anggaran untuk riset bencana di wilayah timur. (utd/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER