Usai Antar Anak Lomba Melukis, Sunarti Kini Kritis

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Minggu, 06 Des 2015 16:46 WIB
Sunarti adalah salah satu korban kecelakaan tragis yang melibatkan KRL Commuter Line dan Metromini B80. Kecelakaan itu menewaskan setidaknya 17 orang.
Petugas mengevakuasi Metromini yang tersambar KRL di perlintasan Muara Angke, Minggu 6 Desember 2015. (CNN indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sunarti (28) tidak menyangka sorenya akan dihabiskan bertahan hidup di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Atmajaya, Penjaringan, Jakarta Utara.

Minggu (6/12), Sunarti menjalankan rutinitasnya seperti biasa. Siang tadi wanita kelahiran 21 Mei 1987 itu baru saja mengantar anaknya lomba melukis. Dia kemudian menumpang Metromini B80 Jurusan Kalideres-Grogol untuk bekerja.

Sayang, nasib berkata lain. Minggu tenang Sunarti berubah tragis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Metromini yang dia tumpangi menerobos palang perhentian kereta di Tubagus Angke. Malang tak dapat ditolak, bus nahas itu tersambar kereta KRL Commuter Line 1528 yang sedang melintas.

Menurut saksi mata, Metromini tersebut bisa menerobos perlintasan, karena palang pintu tidak tertutup penuh.

"Di TKP palang pintu kereta tidak full hanya 3/4 menutup jalan sehingga bus Metromini menerobos palang pintu tersebut," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal dalam keterangannya, Minggu (6/12), seperti dilansir dari Detikcom.

Menurut Iqbal, saksi yang berada di lokasi yakni di Jl Tubagus Angke, Jakarta Barat, sudah sempat meneriakkan untuk memberikan peringatan kepada sopir Metromini bernopol B 7060 FD itu. Namun diabaikan oleh sopir.

"Saksi di TKP atas nama M Said mengatakan, ketika palang pintu sudah tertutup melihat Metromini menerobos jalur kedua sebelah kanan dengan maksud melewati kereta tersebut," kata Iqbal.

Saksi Said disebut Iqbal melihat saat kereta api sudah berada di jembatan sekitar 50 meter dari palang pintu.  Imbas sang sopir yang tetap nekat meski sudah diperingati, Metromini berpenumpang 24 orang itu akhirnya tertabrak pada bagian samping sebelah kanan.

Akibat kecelakaan maut itu, setidaknya 13 orang tewas di tempat. Sementara 11 orang lainnya luka-luka. Seluruh korban luka dilarikan ke 3 rumah sakit berbeda, yakni RS Atmajaya, RS Sumber Waras dan RS Tarakan.

Luka berat yang diderita dari kecelakan maut itu membuat beberapa korban tidak mampu bertahan. Sedikitnya, empat orang tewas dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, dan dalam perawatan.

Sunarti adalah salah satu korban yang masih bertahan hidup dari insiden tersebut.

Dia mengalami fraktur iga dan kontusio paru. Kondisinya merupakan yang paling parah dari dua korban lainnya yang dirawat di RS Atmajaya.

"Dia ada luka di bagian iga dan paru-paru. Sampai sekarang masih muntah darah," kata Faisal, tetangga korban yang ditemui CNNIndonesia.com di RS Atmajaya, Minggu petang (6/12).

Dapat Kabar dari Televisi

Keluarga dan tetangga Sunarti tidak mengetahui kabar tentang kecelakaan hingga beritanya disiarkan di televisi dan media online.

“Keluarga Bu Sunarti itu awal tahu kejadian ini karena ada berita di TV,” terang Faisal.

Dia menambahkan ponsel Sunarti terlempar dari Metromini saat kejadian. “Jadi Bu Sunarti tidak bisa dihubungi,” ujar dia.

Keluarga korban akhirnya mengetahui kondisi Sunarti melalui televisi yang juga dikonfirmasi oleh pihak rumah sakit. (les/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER