PIALA AFF 2014

Pengamat: Taktik Riedl Ketinggalan Zaman

CNN Indonesia
Selasa, 25 Nov 2014 20:10 WIB
Taktik yang digunakan Alfred Riedl di Piala AFF 2014 dikatakan mirip dengan taktik Inggris era 1980-an yang sudah ditinggalkan oleh tim-tim modern saat ini.
Pemain Filipina merayakan gol ke gawang Indoensia di Piala AFF 2014 Grup A di Stadion My Dinh, Hanoi, Selasa (25/11). Indonesia kalah dengan skor 0-4. (AntaraPrasetyo Utomo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ditundukkan Filipina dengan skor 0-4 dalam lanjutan Piala AFF 2014, pengamat sepak bola Indonesia, M. Kusnaeni berkata bahwa kesalahan bukan hanya pada lini belakang namun secara tim keseluruhan.

"Filipina tampil lebih rapi, disiplin, dan terorganisir dibandingkan Indonesia," ujar pengamat yang biasa dipanggil dengan sebutan Bung Kus tersebut saat dihubungi CNN Indonesia.

Kusnaeni juga menyoroti taktik pelatih Indonesia, Alfred Riedl, yang dinilainya tidak sesuai dengan para pemain di tangannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taktik yang dianggap tak cocok oleh Kusnaeni adalah mengandalkan bola-bola panjang langsung ke lini depan untuk memanfaatkan postur tinggi penyerang naturalisasi, Sergio Van Dijk, padahal Indonesia tidak memiliki kemampuan untuk memberikan umpan akurat.

"Filipina tinggal memasang dua pemain di sekitar Van Dijk untuk mengambil bola Indonesia.

"Taktik ini juga membuat lelah pemain Indonesia, karena sering kali harus kehilangan dan mengejar bola."

Baca Juga Pendapat M. Nasuha: Taktik Riedl Sama Seperti AFF 2010

Prihal taktik Indonesia, Kusnaeni juga memaparkan bahwa cara mengirimkan umpan panjang ke depan tidak sesuai dengan kultur sepak bola Indonesia. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tiga tim terbaik di Indonesia saat ini -- Persib, Persipura, dan Arema-- tidak menggunakan taktik seperti ini.

Padahal, menurutnya Kusnaeni lagi, sebagian besar tim nasional Indonesia berisikan pemain dari ketiga klub tersebut sehingga seharusnya Riedl dan juga asistennya yang telah lama berada di Indonesia, Wolfgang Pickal, bisa menemukan pola yang sesuai dengan gaya sepak bola Indonesia.

"Coba perhatikan ketiga tim tersebut (Persib, Arema, Persipura). Mereka memainkan bola-bola mengalir dengan membangun serangan dari lini belakang ke lini tengah. Saat memasuki lini pertahanan lawan, baru bola dikirimkan ke area sayap.

"Jika Indonesia memang ingin menggunakan bola lambung untuk memanfaatkan tinggi badan Van Dijk, maka seharusnya bola dikirimkan dari samping bukan jauh dari belakang," kata Kusnaeni menambahkan.

Ia juga menganalisis bahwa Indonesia sebenarnya memiliki pemain untuk melaksanakan taktik tersebut seperti Firman Utina atau Boaz Solossa yang fasih mengalirkan bola, demikian pula dengan Samsul dan M. Ridwan yang bisa bermain melebar untuk mengirimkan umpan silang.

"Taktik Indonesia ini seperti taktik Inggris era 1980-an yang sebenarnya sudah ditinggalkan tim-tim modern."

Baca Juga: #RiedlOut Jadi Trending Topic Dunia
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER