NASA Tes Lagi Pesawat 'Piring Terbang'

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Kamis, 04 Jun 2015 07:14 WIB
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melakukan uji coba kedua untuk pesawat ruang angkasa yang bentuknya seperti piring terbang.
Piring terbang NASA alias Low-Density Supersonic Decelerator. (Dok. NASA.gov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melakukan uji coba kedua untuk pesawat ruang angkasa yang bentuknya seperti piring terbang. Pesawat itu dipersiapkan untuk misi ke Planet Mars.

Pada pengujian yang digelar pada Rabu (3/6) waktu setempat itu, ‘Piring Terbang’ NASA yang dinamai Low-Density Supersonic Decelerator (LDSD) itu diterbangkan dari sebuah pangkalan militer di Pulau Kauai, Hawaii.

Sebuah balon akan membawa pesawat berbobot sekitar 3 ton itu ke lapisan stratosfer di atmosfer atau ke ketinggian 120 ribu kaki. Perjalanan itu diperkirakan akan memakan waktu sekitar dua jam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu pesawat berdiameter 4,5 meter itu akan dilepaskan dan motor roketnya dinyalakan. Lantas roket itu akan mendorong si pesawat dengan kecepatan supersonik sejauh 34 mil di luar permukaan Bumi.

Nah, ketika pesawat kembali ke Bumi, sebuah tabung, dinamai Supersonic Inflatable Aerodynamic Decelerator akan dipompa di seluruh tubuhnya. Ini akan mengurangi kecepatan pesawat dari Mach 4—empat kali kecepatan suara—ke kecepatan yang lebih lambat.

Kemudian, roket dinyalakan untuk menstabiltkan posisi pesawat. Salah satu pengujian penting pada uji coba itu adalah penggunaan parasut supersonik raksasa yang didesain untuk memperlambat jatuhnya pesawat di permukaan.

Pihak Jet Propulsion Laboratory NASA (JPL) menyatakan, “Rencana NASA dalam menciptakan misi robotik ambisius untuk Mars menunjukan bahwa ekspedisi manusia menyambangi planet merah adalah hal tak mudah."

Mengutip laporan situs TIME, pihak JPL NASA juga beranggapan, pesawat antariksa tersebut harus memiliki kemampuan pendaratan yang sempurna di permukaan Mars, apalagi sebagai akomodasi awak manusia yang akan mengunjungi planet merah itu.

NASA tentu saja mempunyai alasan mengapa membuat pesawat seperti piring terbang. Menurut mereka, atmosfer Mars yang lebih tipis dari Bumi, akan berpengaruh pada kecepatan bila beban dibawa cukup berat.

Dengan muatan yang superberat tentu saja kecepatan akan mempengaruhi pendaratan misi ke Mars, sehingga dalam perjalannya bisa berpotensi menabrak permukaan planet.

Uji coba pesawat LDSD pertama kali dilakukan pada Juni 2014 lalu dan NASA sudah melaksanakan uji coba empat rotor kecil pada 31 Maret 2015 kemarin, yang gunanya sebagai menstabilkan pendaratan di Mars. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER