Mengapa Fosil Rambut Hewan Purba Jarang Ditemukan

CNN Indonesia
Selasa, 12 Sep 2017 12:07 WIB
Kalau kamu mendengar kata fosil, biasanya yang terbayang adalah tulang belulang kan? Kenapa jarang sekali menemukan rambut?
Ilustrasi fosil hewan purba. (Foto: REUTERS/Georg Oleschinski)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kalau kamu mendengar kata fosil, biasanya yang terbayang adalah tulang belulang kan? Kenapa jarang sekali menemukan rambut?

Bukan berarti rambut tak bisa terawetkan lho ya. Ketika hewan mati, dalam kondisi yang tepat, tak hanya tulang, tapi kulit, rambut, atau bulu pun bisa terawetkan.

Tapi menurut catatan, rambut yang jadi fosil memang sangat jarang. Malah lima kali lebih jarang dibandingkan bulu. Padahal, rambut termasuk elemen sangat penting untuk memahami spesies dari zaman purba.

Sebuah penelitian yang dipimpin tim dari Universitas Texas di Austin, Amerika Serikat, mendapati bahwa rambut jarang sekali terfosilisasi. Mereka ingin mencari tahu, apakah itu karena secara fisik rambut memang sulit terfosilisasi, atau teknik ilmuwan belum punya teknik yang tempat dalam menemukan rambut.

“Pola di mana dan kapan kita menemukan bulu atau rambut yang terfosilisasi, bisa dipakai sebagai bahan saat kita hendak mencari fosil lagi di masa depan,” kata Chad Eliason, peneliti di Field Museum of Natural History, penulis studi yang dimuat di jurnal Proceedings of the Royal Society B, edisi 6 September.

Fosil pelindung tubuh mengandung data unik mengenai ekologi dan gaya hidup hewan yang sudah punah. Termasuk seperti apa warna tubuh mereka sebetulnya. Data itu juga mempengaruhi pemahaman kita mengenai kapan pelindung tubuh, seperti buru dan rambut, berevolusi.

Peneliti memakai data tipe fosil dan usia, untuk memastikan bahwa rambut kemungkinan berevolusi lebih dahulu ketimbang indikasi yang disajikan sampel-sampel fosil terkini.

Lapisan fosil yang mengawetkan jaringan lunak macam rambut dan bulu disebut lagerstatte dan ini sangat jarang ditemukan. Tapi ada situs macam Yixian Formation di China dan Green River Formation di Amerika Serikat yang punya lagerstatte yang besar.

Eliason dan timnya mengumpulkan data penutup tubuh vertebrata Tetrapoda di situs tersebut. Ternyata didapati, dibanding bulu, rambut sangat-sangat jarang.

“Rambut mamalia sudah ada sekitar lebih dari 160 juta tahun, tapi sampai sekarang kita hanya punya sedikit sekali rekamannya,” kata Eliason.

Ada kemungkinan ini karena perbedaan tipe protein keratin pada bulu dan rambut, sehingga berdampak pada fosilisasi. Tapi ada catatan, minimnya sampel fosil rambut bisa jadi tak ada hubungannya dengan fosilisasi dan bisa dijelaskan bahwa sehelai bulu memang lebih mudah diidentifikasi ketimbang sehelai rambut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER