Jakarta, CNN Indonesia -- Penggunaan Internet dengan kehidupan remaja sangatlah lekat. Tapi ada risiko terjadinya
cyberbully terhadap mereka.
Menurut psikolog,
cyberbully merupakan perilaku merugikan yang sengaja diciptakan dan berulang-ulang untuk menggertak seseorang melalui Internet. Bentuk interaksi dunia maya yang tidak mengharuskan bertatap muka membuat pelaku
cyberbully tak punya empati dan berani bertindak jauh untuk menghina dan menggertak korbannya.
Cyberbully umumnya tampak terlihat seperti gurauan yang merendahkan, namun gurauan tersebut dengan cepat menyebar dan memancing gurauan-gurauan lain yang lebih melecehkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inilah yang terjadi pada dunia sosial di Internet dan bisa menimpa siapa saja, apalagi anak-anak dan remaja. Sebuah studi dari University of British Columbia mengungkapkan gurauan melecehkan di Internet merupakan masalah besar yang lebih sering terjadi daripada bully secara intimidasi langsung.
Terdapat 25-30 persen remaja mengaku terlibat dan menerima
cyberbullying, sementara
bullying langsung hanya sebanyak 12 persen remaja. Anehnya, mereka yang melakukan
cyberbullying mengaku 95 persen dimaksudkan hanya untuk membuat lelucon dan hanya 5 persen yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang.
Sayangnya lelucon yang dibuat mengandung unsur merendahkan dan menjadi hal yang lucu hanya bagi si pelaku. Sementara bagi korban, yang tersisa adalah perasaan terhina.
Tata nilai seperti inilah yang membuat pelaku
cyberbully sebenarnya memiliki selera humor yang buruk.
Sebuah survey tentang
bullying di Inggris mengungkapkan bahwa penampilan adalah penyebab tersering terjadinya
bullying. Sebanyak 26 persen remaja mengatakan
cyberbullying mengarah tentang berat badan, 21 persen pada bentuk tubuh, 18 persen untuk pakaian dan 14 persen pada wajah.
Korban
bullying terdiri dari beberapa kelompok, tapi yang paling sering jadi korban adalah: kelompok disabilitas, LGBT, dan remaja dengan latar belakang ekonomi rendah. Fenomena
cyberbullying tidak sepenuhnya dapat dihilangkan. Namun kita dapat melindungi diri dari risiko
cyberbully dengan beberapa cara berikut:
1. Pilihlah teman-teman dalam akun sosial kamu dengan bijak.
2. Lindungi
password dan
username akunmu, jangan dibagikan kepada teman-teman.
3. Jangan berbagi informai pribadi secara
online.
4. Jangan tanggapi komentar yang kasar.
5. Simpan bukti perilaku
cyberbully yang kamu lihat di sosial media dan laporkan pada orang tua atau gurumu.
6. Santunlah berprilaku dalam sosial media agar kita terhindar dari
cyberbully.
7. Pikirkan kembali apa yang akan kamu posting di Internet, baik foto atau kata-katamu apakah layak untuk dikonsumsi orang banyak bila dirasa akan mengganggu orang lain maka lebih baik jangan.