ANAK MUDA JADI PENEMU

Panen Anak Lele dengan Alat Bertenaga Surya

Bahariyani Mareza | CNN Indonesia
Kamis, 10 Mar 2016 07:39 WIB
Trio siswa SMK 54 Jakarta berhasil menciptakan alat pemanen anakan lele yang hanya mengandalkan tenaga surya. Murah dan efektif.
Siswa penemu alat pemanen lele. (CNN Indonesia/Bahariyani Mareza)
Jakarta, CNN Indonesia -- Apa hubungan lele dan matahari? Kalau bingung menjawab, coba deh tanyakan kepada tiga anak SMK 54 Jakarta: Ayyin Layyinun, Hasan Nur Rahman, dan Iyan Hermanto.

Soalnya, ketiga anak muda ini berhasil menemukan alat yang membantu peternak lele memanen anakan ikan lele dengan bantuan sinar matahari. Temuan mereka dipraktekkan di daerah Sunter, Jakarta Utara.

Ayyin, Hasan, dan Iyan menemukan betapa repotnya peternak lele saat memanen anakan ikan itu. Memang ada alat khusus untuk menyedot lele, tapi dinilai tidak begitu efisien karena menghabiskan biaya yang mahal dan waktu yang lama. Begitu pula dengan metode tradisonal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka pun memikirkan konsep memanen lele dengan sederhana, cepat dan murah. Terciptalah alat pemanen yang mengandalkan tenaga surya. Tenaga surya dapat menggerakkan jaring untuk memanen lele secara sekaligus.

Alat ini terdiri dari panel surya, dinamo, tali dan jaring. Sumber tenaga listrik yang dihasilkan dari tenaga surya dialirkan ke dinamo untuk menggerakkan tali dan jaring yang secara otomatis memanen lele.

Alat ini diyakini jauh lebih efisien dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja untuk memanennya.

Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, mereka telah membandingkan dengan alat penyedot yang menggunakan tenaga listrilk yang dapat menghabiskan biaya sebesar Rp300.000. Sedangkan alat pemanen mereka tidak menggunakan listrik melainkan hanya cahaya matahari yang telah diserap panel surya, sehingga jauh lebih hemat.

Untuk kekuatan 12 volt alat pemanen ini dapat mengangkat lele dengan berat 0,5-0,8kg.

Tidak mudah bagi mereka menciptakan alat tersebut dan butuh penelitian selama 2 bulan dan menghabiskan biaya Rp1.300.000 untuk merakit alat-alat yang dibutuhkan. Meski telah banyak diapresiasi masyarakat dan media, mereka mengaku alatnya masih membutuhkan penyempurnaan, dan kini dalam proses hak paten. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER