Jakarta, CNN Indonesia -- Generasi yang lahir di era tahun 2000-an merupakan generasi
native yang menjadi konsumen utama Internet. Generasi
native merupakan sebutan bagi anak-anak yang sedari lahir telah dihadapkan oleh kemajuan teknologi.
Internet merupakan sumber informasi utama yang menjadi andalan generasi ini, karena anak merasa puas dan menemukan jawabannya ketika mencari informasi dalam Internet. Kuatnya arus informasi yang diakses, membuat anak dapat menerima informasi secara mentah dari Internet lebih mudah.
Sebuah penelitian di Inggris menyatakan kemajuan teknologi telah melahirkan generasi-generasi yang berbahaya, karena mempercayai semua apa yang mereka peroleh dari Internet. Dampak negatif seperti penyebaran informasi kekerasan dan pornografi harus segera diantisipasi orang tua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ofcom, 50 persen anak-anak dari usia 12-15 tahun sangat mempercayai informasi yang mereka temui dalam mesin pencarian Google. Anak-anak tersebut tidak dapat membedakan sumber informasi yang berasal dari penelitian, tulisan akademis yang ketat atau blog individu yang bersifat bebas.
Dua dari tiga remaja juga tidak dapat membedakan beberapa informasi yang bersifat komersial atau iklan. Berbeda dengan situs Youtube yang menjadi andalan sumber informasi akurat bagi anak-anak usia 12-15 tahun namun mereka dapat membedakan informasi yang bersifat iklan.
Sementara itu anak-anak usia 8-15 tahun menghabiskan waktunya untuk
online sebanyak 15 jam per minggu atau setara dengan 2 hari kerja, dan angka tersebut disinyalir akan terus meningkat di tiap tahunnya.
Data tambahan menjelaskan tujuh dari sepuluh remaja mengakui bahwa seseorang menjadi berubah ketika sedang
online. Untuk itu orang tua dapat mengambil kendali atas arus informasi yang diakses anak untuk menghindari konten-konten bersifat merugikan perbendaharaan informasi anak.
(ded/ded)