Cerita di Balik Font Times New Roman

Bahariyani Mareza | CNN Indonesia
Jumat, 11 Mar 2016 07:32 WIB
Mengenal lebih dekat font Times New Roman yang populer itu.
Font Times New Roman
Jakarta, CNN Indonesia -- Biasanya bila teman-teman membuat tulisan di komputer, jenis font apa yang sering digunakan? Pasti itu-itu saja, yaitu Times New Roman.

Ya, Times New Roman merupakan font yang selalu menjadi standar penulisan resmi. Sebenarnya ada apa dengan jenis font ini hingga sangat populer dan selalu digunakan dalam setiap surat kabar, laporan resmi dan lain-lain?

Ternyata Times New Roman telah ada sejak 1931. Font ini dirancang oleh Stanley Morrison, seorang yang ahli dalam bidang tipografi dan pernah bergabung dengan The Pelican Press, sebuah perusahaan percetakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stanley merupakan sosok yang suka membaca buku-buku religius dan dekat dengan lingkungan gereja, sehingga ia sering menciptakan tulisan yang religius dan kental dengan latar belakang Katoliknya.

Pada 1929 Surat kabar Times Of London meminta Stanley bergabung dan menjadi konsultan hurufnya. Pada 1931 Stanley mengungkapkan bahwa Times of London memiliki konsumen tersendiri sehingga memerlukan huruf yang berbeda dengan surat kabar lain, huruf tersebut harus memiliki karakter yang kuat, konsistensi dan ekonomis bagi Times. Untuk itu Stanley dan temanya Victor Lardent merancang Times New Roman.

Seiring penggunaannya, font bernama Times ini menjadi sangat populer dan banyak ditiru beberapa koran dan laporan perusahaan di Inggris. Huruf ini didaftarkan pada lisensi Monotype Corporation di Inggris, dan perusahaan Lynotype di Amerika Serikat. Sejak itu Monotype menjual huruf dengan nama ‘Times New Roman’ sedangkan Linotype di Amerika menjual dengan nama ‘Times Roman’.

Eksistensinya yang kuat hingga sekarang membuat huruf legendaris ini seringkali kita temui dalam berbagai bentuk tulisan. Jika diperhatikan mengapa dalam Microsoft Word huruf ini bernama ‘Times New Roman’ sedangkan dalam komputer Macintosh untuk Apple dan di Adobe bernama ‘Times Roman’ itu karena Microsoft mendapat lisensi dari Monotype, sedangkan Apple dan Adobe mendapat lisensi dari perusahaan Linotype.

Meski demikian, adanya perbedaan tersebut membuat font ini semakin populer dan selalu menjadi pilihan utama dalam membuat tulisan di seluruh dunia. Bagi pemiliki media cetak font ini merupakan font yang terlihat kurus sehingga dapat menampung banyak tulisan, Times juga font yang anggun dan menggambarkan kerja keras, dan konsisten.

Berbeda dengan pendapat media, justru anak remaja merasa jenuh ketika harus dihadapkan dengan jenis font itu-itu saja, sehingga cenderung menghindari untuk membaca koran atau buku yang dinilai menjenuhkan. Menurut kalian bagaimana? (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER