Lebak, CNN Indonesia -- Tepuk Semangat.... “prok-prok, Seee...e seeee,Prok-prok, seeeemangaaatt...” itulah suara riuh siswa-siswi kelas 5 SD N Mekarwangi Kec Muncang Kab Lebak sebelum mulai berdoa. Mengumpulkan semangat untuk mulai belajar di ikuti doa. Begitu juga saat doa dimulai salah satu siswa maju ke depan untuk memimpin doa, petugas pemimpin doa pun bergantian setiap hari nya hal ini untuk mempersiapkan mereka menjadi seorang pemimpin minimal bisa memimpin keluarganya nanti.
Setelah berdoa kita tidak langsung belajar melainkan bermain terlebih dahulu, membawa mereka agar lebih santai untuk memulai pelajaran apalagi jika jam pertama langsung pelajaran matematika. Memulai dengan “rantai kata positif”, permainan ini sebenarnya juga melatih anak untuk membuat kalimat, dan juga melatih mereka untuk berani mengeluarkan pendapat didalam kelas. Rantai kata positif ini dimulai dari guru contohnya “hari ini pak guru akan lebih semangat dari kemaren, kalau uken” (sambil menujuk siswi bernama uken, lalu uken mengeluarkan kata-kata positif untuk dirinya) “ Hari ini uken akan ceria dan senyum mengikuti pelajaran walaupun ada pelajaran matematika, Kalau khodijah” (sambil menujuk khodijah, begitu seterusnya sampai selesai) karena siswa-siswi dalam kelas tidak terlalu banyak maka waktu yang diperlukan tidak terlalu lama.
Apresiasi kecil dengan menghargai setiap usaha siswa mulai dari menjawab pertanyaan hingga sikap mereka dalam mengikuti pelajaran selama di dalam dan luar kelas. Seorang siswa tidak akan menjawab pertanyaan jika dia salah dan mendapat respon dari guru yang berkata keras. Misalnya guru bertanya “kapan sumpah pemuda diikrarkan? Lalu siswa menjawab 27 oktober 1928. Jawaban ini hampir benar namun jika respon gurunya langsung menghakimi siswa “salah itu salah....pasti kamu tidak belajar malam tadi yah, keluar sana....” pasti keesokan harinya sang siswa akan takut untuk menjawab pertanyaan sang guru. Namun jika sang guru bisa mengapresiasi siswanya “ yah...kasih dua tepuk untuk yang berani menjawab” semua siswa memberi dua tepuk kepada siswa yang menjawab pertanyaan. Barulah sang guru mengungkapkan sedikit kekeliruan atas jawaban sang siswa “ Bulan dan tahunnya sudah tepat. Ada yang bisa bantu untuk membenarkan tanggalnya?” tanya sang guru kepada siswa lainnya. Lalu jika jawabn belum benar baru sang guru meluruskan jawabannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjadi seorang guru bukan saja harus pintar dalam keilmuan namun juga harus pintar mengendalikan emosi, siswa bukanlah robot yang bisa mengerjakan soal apapun, semua memiliki kelebihan dan kekurangan. Menemui kelebihan mereka bukan untuk menjatuhkan siswa lainnya misalnya salah satu siswa di kelas pintar sekali matematika maka ia ditugasi menjadi asisten guru dalam bidang matematika yang bertugas membantu teman lainnya. Tanamkan kepada siswa untuk saling tolong menolong, jika teman tidak mengerti diajarin caranya tapi bukan dikasih tau jawabannya. Buat seorang guru yang kreatif proses merupakan hal yang paling penting ketimbang hasil. Bagaimana mendapat hasil yang maksimal jika proses yang dilalui salah.
Jika ingin melihat siswa-siswi disiplin maka guru harus mencontohkan karena guru hakikatnya digugu dan ditiru semua yang dilakukan guru akan menjadi contoh untuk siswa-siswinya. Mari jadi guru yang dapat membuat sekolah menjadi bagian yang menyenangkan dan mengasyikan sehingga siswa-siswi bersemangat meraih cita-citanya.
(ded/ded)