Belajar Bahasa Indonesia di Sekolah, Dapat Apa?

Muhammad Heriyanto | CNN Indonesia
Senin, 27 Jun 2016 16:34 WIB
Kamu belajar bahasa Indonesia mati-matian di sekolah. Tapi sebenarnya, apa yang kamu dapatkan dari pelajaran tersebut?
Anak-anak di Kofiau, Raja Ampat, Papua, sedang membaca di Taman Baca. (dok. Nugroho A. Prabowo/TNC)
Jakarta, CNN Indonesia -- Membaca dan menulis merupakan salah satu bentuk belajar dalam kehidupan manusia. Telah menjadi tradisi di negara ini orang tua berusaha agar anaknya dapat menguasai yang namanya membaca dan menulis, bahkan sebelum anak-anak mereka duduk di bangku sekolah.

Setelah itu sang anak akan melanjutkan proses belajar menulis dan membaca mereka di bangku Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Tanpa disadari sejak anak-anak masuk bangku sekolah itulah orangtua langsung lepas tangan mengenai proses belajar membaca dan menulis si anak, seolah guru telah memberikan segalanya kepada si anak di bangku sekolah.

Menurut J.S Badudu yang kita kenal sebagai ahli tata bahasa Indonesia, di negara ini pendidikan mengenai sastra khususnya sastra Indonesia sangat ironi dengan pelajaran Bahasa Indonesia yang tidak maksimal di bangku sekolah, khususnya di lingkup SD, yang adalah pondasi untuk pemahaman anak-anak mengenai cara belajar berbahasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepedulian anak-anak terhadap membaca dan menulis masih sangat rendah di Indonesia. Hasil penelitian internasional, Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2015 tentang kemampuan membaca siswa juga menyebutkan bahwa kemampuan membaca siswa di Indonesia menduduki urutan ke-69 dari 76 negara yang disurvei.

Sangat berbanding terbalik dengan negara maju. Dapat disimpulkan bahwa negara maju ialah negara yang masyarakatnya memiliki literasi membaca yang bagus.

Seseorang tidak akan dapat menulis dengan bagus tanpa membaca terlebih dahulu. Jadi pembelajaran di sekolah dasar perlu lagi di tekankan bahwa belajar itu untuk memahami, bukan hanya meghafal dan mengejar nilai.

Di SMP dan SMA pun juga tidak beda dengan di SD, pelajaran Bahasa Indonesia dengan metode yang konvensional, bersifat hafalan dan dijejali teori-teori yang sulit di terima siswa.

Biasanya siswa diberi tugas untuk membaca dan menulis sebuah karangan. Akan tetapi tidak sepenuhnya siswa akan membaca apa yang diperintahkan guru, karena guru hanya memberikan tugas tanpa memberi arahan-arahan ataupun hal yang membuat anak mau tidak mau harus membaca. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER