'Gurun Pasir' Cantik di Kepulauan Riau

Fitri Chaeroni | CNN Indonesia
Selasa, 06 Sep 2016 11:00 WIB
Reklamasi di Singapura menghasilkan 'gurun pasir' yang cantik di Kepulauan Riau.
Gurun pasir di desa Busung, Kecamatan Seri Kuala Lobam, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. (Dok. Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa bilang gurun pasir hanya ada di Timur Tengah. Indonesia juga punya beberapa lho! Salah satunya terdapat di desa Busung, Kecamatan Seri Kuala Lobam, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

Gurun pasir ini terletak di 47 kilometer dari kota Tanjung Pinang, yang memakan waktu 40 hingga 60 menit perjalanan darat. Tidak ada transportasi umum ke daerah ini, jadi jika kamu ingin berkunjung kemari harus membawa kendaraan pribadi.

Gurun pasir ini bukan asli buatan alam, melainkan faktor manusia. Menurut warga lokal, lahan ini dulunya adalah tempat penambangan pasir untuk diekspor ke Singapura, yang digunakan sebagai material proyek reklamasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini pesona gurun pasir ini berpotensi menjadi tempat wisata baru di Riau. Ditambah lagi kondisi sekitar yang sangat mendukung dan menambah keindahan gurun pasir ini. di sekelilingnya masih banyak pepohonan hijau, dan juga semak ilalang yang tumbuh liar.

Sayangnya perhatian pemerintah setempat masih sangat minim. Padahal jika dikelola dengan baik, spot ini bisa menjadi daya tarik dari Riau. Tak kalah dengan gumuk pasir di Yogyakarta.

Tapi beberapa upaya telah dilakukan untuk membuat potensi daerah ini lebih diperhatikan. Salah satunya adalah dari para mahasiswa yang tengah melakukan pengabdian masyarakat dalam program KKN Kebangsaan.

Para mahasiswa ini mencoba mengundang beberapa aparat terkait untuk duduk bersama membahas masa depan gurun pasir kebanggaan warga Busung ini.

O iya, tentang gurun pasir lain di Indonesia, yang sudah lama terkenal di Indonesia adalah Gumuk Pasir di dekat Pantai Parangtritis, Yogyakarta. Gumuk Pasir ini adalah fenomena alam yang terbentuk akibat pergerakan angin, memiliki panjang 15,7 kilometer dari hilir Sungai Opak ke Parangtritis.

Jadi, angin membawa pasir dari material gunung Merapi yang kemudian terbang ke arah laut dan menyatu dengan lautan. Kemudian lautan menghempaskannya ke pantai dan menjadi bukit pasir seperti yang terlihat kini.

Banyak ahli yang sudah meneliti Gumuk Pasir sebab keunikannya. Antara lain, temperatur di sini juga ekstrem perbedaannya antara siang dan malam. Kalau pada siang sangat panas, maka pada malam hari akan sangat dingin. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER