Jakarta, CNN Indonesia -- Ternyata dengan mengamati perilaku lintah, kita bisa memprediksi cuaca lho. Lintah ternyata memiliki sensor di kepalanya, yang dapat digunakan untuk memprediksi cuaca melalui tekanan dan kadar oksigen di dalam air.
Dengan memanfaatkan lintah ini, Widi Jati Laksono murid SMAN 1 Purworejo membuat sebuah alat pendeteksi cuaca. Lintah yang digunakan Widi adalah jenis lintah udang yang kerap kali ditemukan di sawah.
Widi memilih lintah karena dari banyak hewan yang dapat memprediksi cuaca, lintah adalah hewan yang paling berpotensi untuk dibuatkan alat pendeteksi cuaca. Selain itu, Widi juga berkisah bahwa ia pernah membaca sebuah buku yang menyebutkan sejarah penggunaan lintah sebagai hewan pendeteksi badai oleh orang Eropa pada abad ke-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana lintah memprediksi badai? Lintah dimasukkan pada sebuah wadah berisi air yang telah dipasangi sensor inframerah. Di dalam wadah ini dimasukkan beberapa ekor lintah dengan ukuran dan jenis yang sama. Sensor inframerah akan mendeteksi posisi lintah di dalam wadah.
Ketika cuaca cerah lintah akan berada di permukaan air. Itu karena kadar oksigen sangat rendah di dalam air, jadi lintah akan berada di permukaan untuk mendapat oksigen. Ketika cuaca mendung maka lintah akan berada di tengah, menuju ke bawah. Sedangkan ketika cuaca hujan lintah akan bergerak ke dasar wadah karena kadar oksigen yang lebih tinggi.
Perilaku lintah inilah yang nantinya akan ditangkap oleh sensor inframerah. Ketika lintah bergerak ke bawah, sensor akan menangkap posisi lintah ini. Sensor ini akan mengirimkan sinyal ke buzzer dan alarm akan berbunyi beberapa saat setelahnya.
Dengan bunyi ini, kita diberi tahu bahwa sesaat lagi akan terjadi hujan. Alat ini akan bermanfaat di kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, ketika kita tengah menjemur pakaian, tiba-tiba alat ini berbunyi. Maka kita bisa langsung mengangkat jemuran sebelum hujan. Selain itu alat ini juga bisa digunakan sebagai metode pembelajaran di kelas-kelas.
Ke depannya, menurut Widi, alat ini dapat dikembangkan lagi lebih luas. Seperti penambahan fitur notifikasi pada handphone. Jadi nantinya bukan hanya bunyi alarm yang akan kita dengar, tapi juga pemberitahuan dalam bentuk SMS.
Widi bersama alat pendeteksi cuacanya ini merupakan finalis dari ajang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) 2016 yang diselenggrakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI. LKIR ini merupakan ajang kompetisi yang menampilkan hasil peneltian remaja tingkat SMP dan SMA. Hasil temuan Widi ini masuk dalam kategori Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Maritim (IPK).
(ded/ded)