Jadi Guru Selama Setahun di Pelosok, Berani?

Agnes Winastiti | CNN Indonesia
Jumat, 14 Okt 2016 14:16 WIB
Bagaimana kalau kamu menyediakan waktumu selama setahun, kemudian pergi mengajar anak-anak di tempat lain di pelosok negeri ini. Berani?
Sekolah di pelosok Jambi. (Foto: CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagaimana kalau kamu menyediakan waktumu selama setahun, kemudian pergi mengajar anak-anak di tempat lain di pelosok negeri ini? Kalau kamu mau, kamu bisa bergabung ke komunitas Indonesia Mengajar lho.

Komunitas ini sudah berdiri selama lima tahun dan sudah mengirimkan 713 pemuda ke berbagai daerah. Total komunitas ini sudah mengirimkan para pengajar muda itu ke 24 Kabupaten di 22 provinsi di seluruh Indonesia.

Beberapa alumni Indonesia Mengajar diajak dalam sebuah sesi diskusi di Jakarta beberapa hari lalu. Mereka berbagi cerita dan pengalaman seputar aktivitasnya mengajar di daerah-daerah itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu hal yang mereka ungkapkan adalah bahwa tak semua kondisi pendidikan di daerah yang jauh atau terpencil itu berada dalam kondisi memprihatinkan, sebagaimana yang dibayangkan orang perkotaan.

“Masalah pendidikan tidak bisa ditarik secara umum lantaran kondisi di setiap daerah berbeda-beda. Dalam komunitas lokal, persoalan pendidikan juga identik dengan kehidupan sosial masyarakat,” ujar Hikmat Hardono, Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar kepada CNN Student.

Misalnya, tentang ketersediaan buku. Ada beberapa sekolah yang bukunya ternyata sudah lengkap namun kemampuan anak-anaknya kurang, begitupun sebaliknya. Dilihat dari segi sarana-prasarana, ruang kelas, fasilitas, dan lingkungan sosial juga berbeda-beda.

Evi Tresna, Executive Director Indonesia Mengajar mengatakan bahwa peran anak yang terlibat langsung untuk memajukan pendidikan juga merupakan bentuk inisiatif. Seperti yang diketahui, sebelumnya semua program pendidikan berasal dari pusat.

Saat ini, guru-guru juga sudah banyak yang memiliki inisiatif tinggi untuk memajukan pendidikan di Indonesia, contohnya membuat taman membaca, perpustakaan, dan lain-lain. Kemajuan pendidikan suatu daerah karena sebuah program saja, tetapi karena tumbuhnya penggerak di setiap daerah yang akan melanjutkan terus visi dan misa sebelumnya.

Rahmat Danu Andika (Alumni Pengajar Muda Angkatan I-Halmahera Selatan) dan Patrick Samuel (Alumni Pengajar Muda Angkatan IX-Halmahera Selatan) juga mengungkapan bahagia dan bersyukur dapat bergabung di Indonesia Mengajar. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER