Jejak Moewardi dalam Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI

Fitri Chaeroni | CNN Indonesia
Jumat, 28 Okt 2016 13:54 WIB
Dikenal sebagai salah satu tokoh Sumpah Pemuda, nama Moewardi juga ternyata terpatri dalam peristiwa Proklamasi RI. Seperti apa ceritanya?
Pameran tokoh Moewardi di Gedung Museum Sumpah Pemuda Jakarta. (CNN Indonesia/Fitri Chaeroni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dokter Moewardi meninggalkan jejak harum dalam sejarah negeri ini, saat terlibat dalam Kongres Pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda 1928. Tapi beberapa dekade kemudian, Moewardi juga meninggalkan jejak dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI lho.

Jadi, seperti yang sudah diceritakan sebelumnya, Moewardi adalah tokoh kepanduan di Kepanduan Bangsa Indonesia. Nah, pada 1944, pemerintah Jepang membentuk Jawa Hokokai atau Kebaktian Rakyat Indonesia, yang dikomandoi oleh militer Jepang.

Jawa Hokokai ini memiliki barisan yang bernama Shuinsintai atau Barisan Pelopor. Barisan Pelopor ini terdiri dari pemuda, yang sebagian besar merupakan anggota KBI. Anggota KBI masuk ke organisasi pemuda binaan Jepang, Seinendan dan Kaibodan. Pemimpin umum Barisan Pelopor ini adalah Bung Karno.
 
Moewardi diberi kepercayaan untuk menjadi Syuurenotaicho atau Komandan Barisan Pelopor Karisidenan daerah Jakarta Raya. Mungkin kamu akan berpikir bahwa ini adalah organisasi bentukan Jepang, dan pastinya akan berpihak pada Jepang.
 
Ternyata tak seperti itu. Meski dari luarnya rasa Jepang, tapi di dalamnya ini adalah wadah dan sarana perjuangan untuk anak muda. Sebagai pemimpin Barisan Pelopor daerah Jakarta, Moewardi membentuk Barisan Pelopor tingkat kecamatan.
 
Pada 3 Juni 1945 Moewardi turut terlibat pada sebuah rapat bersejarah. Pada rapat itu para pemuda berusaha mencari konsensus atau ideologi bersama yang dapat dipakai sebagai tempat berpijak atau landasan gerakan mereka.
 
Apa yang harus dilakukan, bagaimana caranya, dan apa yang hendak dituju, itulah masalah yang terlontar dalam diskusi. Dalam rapat tersebut berhasil mencapai keputusan terbentuknya gerakan angkatan baru Indonesia yang bertujuan mempersiapkan dan menyediakan tenaga untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
 
Ketika Jepang kalah perang di Pasifik, berita itu menyebar luas. Santer terdengar rencana yang datang dari kalangan pemuda dan pemimpin-pemimpin gerakan untuk melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
 
Oleh karena itu para pemuda membentuk Barisan Pelopor untuk mengamankan para pemimpin perjuangan. Moewardi yang kala itu menjadi Komandan daerah Jakarta menjadikan rumahnya di jalan Cik Di Tiro No 7, Jakarta, sebagai markas. Tak jarang Moewardi harus menjual barang-barang miliknya untuk membeli makanan para pemuda.
 
Nah saat proklamasi berlangsung Moewardi menjadi pemimpin pengamanan para proklamator. Ketika proklamasi berlangsung, Moewardi berdiri di belakang Bung Karno. Kalau kamu melihat foto-foto saat proklamasi, dan ada dua orang di belakang beliau. Salah satunya adalah Moewardi. Ia mengenakan peci.
 
Pada 18 Agustus 1945 sehari setelah proklamasi, Bung Karno dipilih menjadi Presiden. Otomatis posisinya sebagai Pimpinan Umum di Barisan Pelopor harus digantikan. Soekarno memilik Moewardi sebagai penggantinya. Barisan Pelopor juga mengganti namanya menjadi Barisan Pelopor Republik Indonesia (BPRI).
 
Hijrahnya pemerintahan dari Jakarta ke Yogyakarta juga membuat BPRI ikut berpindah markas ke Solo dan berganti nama menjadi Barisan Benteng Republik Indonesia (BPRI). Moewardi masih tetap bertindak sebagai pemimpin umumnya.
 
Meski sibuk memimpin Barisan Benteng, Moewardi tidak sedikit menyumbangkan pikiran-pikiran perjuangan termasuk strategi militer kepada pemimpin angkata perang khususnya Jenderal Sudirman dan Jenderal Urip Sumohardjo.
 
Sikap anti perundingan dengn Belanda dan anti swapraja Moewardi membuatnya sempat ditangkap. Perintah penangkapan itu datang dari Menteri dalam negeri Dr. Soedarsono. Itu tak berlangsung lama, Moewardi dilepaskan kembali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER