Jakarta, CNN Indonesia -- Prinsip pria kelahiran Papua ini sederhana: manusia baik adalah yang memberi manfaat kepada negara dan manusianya. Karena itulah Afif Alhariri Pratama mengabdikan dirinya menjadi guru dan mengajar di daerah pelosok Indonesia.
Ucok, begitu ia akrab dipanggil, adalah seorang pengajar muda (PM) dalam program Indonesia Mengajar. Penyuka biografi tokoh nasional macam Tan Malaka dan Bung Hatta ini, berhenti dari pekerjaannya sebagai insinyur peledakan di perusahaan swasta.
Dia suka membaca. “Tapi buat apa banyak baca buku kalau tidak mengasah jiwa dengan melihat kenyataan-kenyaataan di masyarakat,” ujar pria 27 tahun ini kepada CNN Student melalui email, pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lulusan teknik pertambahan dari Universitas Hasanuddin ini ditugaskan mengajar di SD Negeri 2 Karang Makmur di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Di sekolah yang berdiri di tepi Sungai Musi ini dia mengajar IPS dan Pengembangan diri.
Murid-muridnya di sekolah yang belum terjangkau listrik itu berjumlah 100 orang. Tentu saja banyak hal-hal yang berkesan, sebab dia tak hanya bertindak sebagai guru, tapi juga orangtua dan sahabat bagi murid-muridnya. Tak jarang muridnya mampir ke rumah.
Seorang pengajar muda juga memikirkan soal pengembangan masyarakast dan pelibatan daerah. Intinya, mereka ditempatkan di desa-desa bukan sekadar memecahkan masalah pendidikan, tapi mengajak semua pihak untuk sama – sama menyatukan potensi demi kemajuan pendidikan.
Seorang pengajar akan dititipkan di sebuah keluarga yang akan menjadi orang tua angkat selama setahun. Selain itu, mereka akan ikut serta dalam kegiatan–kegiatan masyarakat, seperti: rapat desa, pengajian, senam ibu–ibu PKK, atau menjadi panitia lomba–lomba hari besar nasional.
“Awalnya saya mengira jika menjadi PM, saya akan memberikan pengetahuan–pengetahuan yang dimiliki untuk kepentingan bersama. Nyatanya, saya yang banyak belajar dari guru–guru dan anak–anak di desa,” kata pemuda yang akrab disapa “pak guru kota” oleh murid-muridnya.
Ucok menambahkan, “Mungkin meninggalkan zona nyaman terkesan heroik, tetapi percayalah bahwa peran guru–guru yang bertahun–tahun mengabdikan diri di daerah itu jauh lebih heroik.”
Apa saja cerita berkesan saat jadi pengajar muda? Ucok mengatakan, menjadi pengajar muda bukan hanya memutar otak untuk memberikan pengetahuan, namun ada pula cerita yang mungkin hanya Ucok yang merasakannya, seperti mendapatkan surat cinta.
Pria yang lahir 23 Juni 1989 ini bercerita, suatu hari, sepulang sekolah, ia mendapati sebuah surat di ranselnya. Sebuah surat yang tidak ada nama pengirimnya dan ejaannya pun tidak sempurna.
Dari seorang anak di kelas dua. Isinya sangat sederhana, namun dapat membuat Ucok terharu. “Saya syang pak apep", begitu isi surat tersebut.
Ucok yang mempunyai hobi backpacking dan fotografi ini, memang sangat menyukai petualangan dan mencoba hal-hal baru dan tertantang untuk melakukan hal-hal yang nyata seperti motto hidupnya di atas.
Ia menuturkan, selama setahun mengajar, ia juga mengalami gelombang transversal, semangatnya naik turun. Pada satu titik akan berada di frekuensi paling bawah. Menurutnya, hal itu normal dan manusiawi mengingat psikologi manusia memang mengenal titik jenuh.
Ia menyikapinya dengan bermain dengan anak muridnya. Mereka berpetualang mengeliling kampung bersama–sama, memancing ikan di sungai, mencari jambu biji, dan banyak hal lainnya.
Nah, sekarang ‘pak guru kota’ ini sudah bekerja di Public Engagement Officer Indonesia Mengajar, di Jakarta Selatan. Wajahnya bisa kamu lihat terpampang di poster pendaftaran Pengajar Muda angkatan XIV, yang dilaksanakan pada 14 November-16 Desember 2016.
Ia pun menuturkan tips, bagi kalian yang ingin menjadi seorang pengajar muda, yaitu tulislah esai dan segera unggah ke website Indonesia Mengajar. Jangan memperbanyak kata “tapi”.
Misalnya, “Saya mau jadi PM, tapi tidak bisa hidup tanpa listrik. Saya mau jadi PM, tapi pekerjaan saya gimana?”
Kamu juga bisa lebih mengenal sosok Ucok ini melalui tulisannya di https://indonesiamengajar.org/cerita-pm/afif-pratama-2/. Atau di website pribadinya sangalhariri.com dan di akun instagramnya: bang_ucok.
(ded/ded)