Belajar dari Para Pembersih Candi

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Rabu, 30 Nov 2016 09:02 WIB
Pekerja pemelihara situs budaya candi-candi mengabdikan diri sepenuh cintanya pada tinggalan sejarah, bermanfaat edukasi lalu dan kini di sumber kesejarahannya.
Pembersih candi (Foto: Dimas Parikesit)
Jakarta, CNN Indonesia -- Apa kabar Adik dan Kakak, masih ingatkan foto ‘Manusia Laba-laba’ Pembersih Candi? Esai foto Kak Dimas Parikesit, terima kasih ya Kak Dimas, esai foto indahmu, bermakna humanis, mengandung kedalaman spirit kultural edukasi, bermanfaat bagi ruang damai nan indah di CNN Student, salam damai selalu. Kapan lagi ya Kak Dimas mengirim foto inspiratifnya, pasti lebih seru banget berikutnya deh, ditunggu loh.

Melihat esai foto Kak Dimas Parikesit, terasa banget keberagaman di ranah toleransi Indonesia multi kultur. Cantiknya tinggalan purba pada candi-candi sejarah salah satunya Candi Kalasan, di desa Kalasan Sleman Yogyakarta, memiliki 52 setupa, tinggi 30 meter dan lebar 45 meter persegi, letaknya antara jalan Yogyakarta dan Solo, berjarak 2 kilometer dari Candi Prambanan, mencuatkan terbentuknya salah satu dasar-dasar kesejarahan kesatuan nusantara awalnya.

Pagi indah taman hati. Menyaksikan esai foto Kak Dimas, betapa setia dan menakjubkan melihat kesetiaan Bapak-bapak pekerja pembersih candi tinggalan sejarah pada masa Wangsa Syailendra, Maharaja Sriwijaya di Sumatera bukti kebesaran kekuasaannya atas Jawa. Di bangun pada abad 778, untuk menghormati Bodhisattya wanita, Tarabhawana, atas perintah Maharaja Tejapurnapana Panangkaran, masih keluarga dekat Maharaja Wangsa Syailendra.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daku tercekat, terperangah kagum dan salut, di ketinggian itu, di tanah luas sekitarnya, di tengah hembusan angin cukup kuat, bapak-bapak pekerja pemelihara situs budaya candi-candi mengabdikan diri sepenuh cintanya pada tinggalan sejarah, bermanfaat edukasi lalu dan kini di sumber kesejarahannya.

Bukan soal nilai materi, namun keperdulian Bapak-bapak pekerja pembersih fakta candi bersejarah itu memberi makna cinta pada kesetiaan tinggalan kultural, mungkin bagi sementara orang, ini mungkin loh ya: “Oh! Itu sudah tugas mereka, bekerja dan dibayar untuk melakukan tugasnya.” Tidak. Tidak sesepele seperti tampaknya.

Daku hanya melihat ikhlas pengabdian setulus cinta pada tanah airnya, tampaknya muskil ada manusia Indonesia nun di sana di desa Kalasan Sleman Yogyakarta, pada zaman digital kini, bersedia mengabdikan diri pada sejarah bangsanya.

Adik dan Kakak yang daku cintai. Pentingnya saling belajar, saling memberi makna belajar kebaikan dari Kakak untuk adik menuju cita-cita kan diraih, demikian juga Adik kepada Kakak. Bersama senantiasa belajar tanpa henti dan tak boleh merasa paling pintar atau paling tahu, di atas langit masih ada langit lagi.

Sebab kesempurnaan cinta pada cita-cita tak bisa diraih, tanpa nilai gotong-royong, tanpa Bunda dan Ayah, Guru, sahabat dan contoh lingkungan baik seperti foto Kak Dimas Parikesit, bermakna banyak hal toleransi, di lini awal saling memahami spirit kebudayaan. Salam cinta kasih bagi negeri tercinta ini. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER