Pendidikan, Transportasi ke Masa Depan Lebih Baik

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Selasa, 29 Nov 2016 10:16 WIB
Dari workshop di Unpad, Bandung. Memotivasi siswa meraih mimpi, melalui kisah Chairul Tanjung dan Iwan Setyawan.
Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa waktu lalu, sekumpulan siswa dari beberapa SMA dan SMK se-Jatinangor datang berduyun-duyun menuju salah satu perguruan tinggi negeri di Jatinangor, Universitas Padjadjaran (Unpad). Para siswa ini datang dari SMAN Jatinangor, SMA dan SMK Darul Fatwa, SMK BSJ Jatinangor, dan SMK Padjadjaran Jatinangor.

Para siswa tersebut bukan datang untuk melakukan campus tour atau sekadar rekreasi di kampus Unpad. Mereka datang untuk menghadiri workshop yang diselenggarakan oleh School Of Leader IX Kema Unpad dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November kemarin.

Workshop yang bertempat di Aula Pusat Studi Baha (PSBJ) Fakultas Ilmu Budaya Unpad ini mengundang Eka Riyanti Purbaningsih sebagai pemateri. Ia juga merupakan dosen dan pakar Psikologi Sosial Unpad.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum membahas materi, Eka mengawalinya dengan dua kisah inspiratif, yaitu kisah Iwan Setyawan dan Chairul Tanjung.

Iwan Setyawan, anak tukang supir angkot yang merantau dari Kota Malang yang melanjutkan pendidikan tingginya di jurusan Statistika IPB. Setelah lulus kuliah, Iwan bertaruh hidup di New York, AS, dengan bekerja di salah satu perusahaan multinasional. Setelah sukses bekerja di New York, Iwan tidak serta merta melupakan Tanah Airnya. Pria kelahiran 2 Desember 1974 ini akhirnya kembali ke kota kelahirannya, Malang. Dan kini, Iwan sudah dikenal sebagai penulis buku 9 Summers 10 Autumns.

Begitupun dengan cerita yang kedua. Mengangkat kisah Chairul Tanjung yang menempuh Pendidikan Dokter Gigi UI. Chairul Tanjung tidak malu kuliah sembari membuka jasa fotocopy, jualan baju dan lain sebagainya. Hal itu Ia lakukan karena ingin membantu meringankan beban keluarganya. Dan berkat ketekunan dan kerja kerasnya, pria yang memiliki julukan “Si Anak Singkong” ini akhirnya menjadi seorang pengusaha kaya.

Dua cerita tersebut sengaja dipaparkan Eka agar para siswa dapat lebih termotivasi untuk meraih mimpi. Dan dalam pemaparan awalnya, ia menggaris bawahi pentingnya pendidikan sebagai “transportasi” untuk menyusun rangkaian masa depan yang lebih baik. Selain itu, pendidikan juga memiliki nilai tambah sebagai proses untuk membentuk pola pikir dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang.

Selanjutnya, Eka menjelaskan materi pentingnya mengenali diri sendiri sejak usia masih belia. Ini bertujuan untuk dapat lebih mengenal dan beradaptasi dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada. “Kalau mau sukses, adek-adek harus percaya pada diri sendiri. Dan kadang-kadang, orang Indonesia itu susah untuk menjelaskan tentang kelebihan mereka sendiri. Tapi kalo soal kekurangan, mereka jagonya,” tutur Eka.

“Percaya pada diri sendiri adalah ciri-ciri seorang pemimpin. Membangun motivasi untuk memimpin, niscaya dia sedang membangun masa depan yang lebih baik,” tambah Eka.

Setelah pemaparan materi dari Eka, kemudian para siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari beberapa sekolah. Pengelompokkan ini bertujuan agar para siswa dapat mengenal teman-temannya yang berbeda sekolah.

Lalu dibuatlah sistem pos-posan, yang terdiri dari pos Agro complex, Medical complex, Sains & engineering complex dan social complex.

Dalam pos-posan ini, setiap kelompok akan mendapat informasi mengenai setiap complex, fakultas dan jurusan yang ada di Unpad. Hal ini agar para siswa dapat mengenal lebih dekat jurusan-jurusan tersebut.

Salah seorang peserta, Ali, siswa SMAN Jatinangor menjelaskan bahwa acara ini bermanfaat untuk dapat mengenali potensi diri, baik kelebihan dan kelemahannya. Ali pun menuturkan bahwa dirinya bercita-cita untuk menjadi seorang pemimpin Indonesia di masa depan.

Nana, salah seorang panitia yang ditemui setelah workshop selesai, mengatakan bahwa secara implisit tidak ada kaitannya antara Hari Pahlawan ini dengan tema acara, “Aku, Kamu, Kita, untuk Jatinangor”. Namun jika ditilik lebih jauh, acara ini sebetulnya memberikan motivasi agar para siswa dapat menjadi pahlawan untuk diri mereka sendiri dan mengabdi untuk wilayah mereka, Jatinangor. (Rinaldi Panji Putra-Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad). (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER