Palawakya, Tarian Unik Bali Ditarikan Sambil Lantunkan Syair

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Rabu, 30 Nov 2016 10:15 WIB
Kenali yuk tarian tradisional Palawakya, tarian unik dari Buleleng. Tari yang kini sedang berusaha dilestarikan lagi oleh pemerintah Bali.
Foto: Edo Hary Purnawan/Dok Pribadi
Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam pementasan Utsawa Merdangga Gong Kebyar Wanita 2016 di Buleleng, tari Palawakya wajib ditampilkan oleh setiap Sekaa yang berkesempatan pentas. Upaya pemerintah untuk melestarikan tari asli Bali Utara ini, disambut baik oleh semua kontestan dengan memberikan penampilan terbaik.

Terkenal sebagai kesenian tari tua asal Buleleng, tari Palawakya kini perlahan menunjukkan eksistensinya di beberapa panggung kesenian yang ada di Bali. Seperti terlihat saat tampil dalam pementasan Utsawa Merdangga Gong Kebyar wanita 2016, yang terselenggara dari 22 - 26 Nopember di Pantai Eks Pelabuhan Buleleng.

Seluruh Sekaa wajib membawakan tari Palawakya. Upaya pemerintah untuk melestarikan tari Palawakya disambut baik oleh seluruh penonton, dan tak ayal Sekaa penampil fokus untuk memberikan penampilan terbaik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekaa Gong Kebyar Wanita Werdhi Budaya Kencana, Desa Mayong duta kecamatan Seririt menjadi salah satu penampil terakhir di hari penutupan Utsawa Merdangga. Saat mementaskan tari Palawakya, sang penari I Gusti Ayu Mutia Pujiastuti terlihat apik, walau terbilang baru untuk mendalami seni tari Palawakya.

“Sudah dari tahun 2013 saya menari Palawakya, tapi itu baru-baru bisa. Saya senang menari Palawakya, terlebih ini tari asli dari Buleleng, dan saya merasa bangga untuk melestarikan,” ujar I Gusti Ayu Mutia Pujiastuti, di sela pementasan Utsawa Merdangga.

Tari Palawakya menjadi unik karena mengharuskan penarinya menari sambil mewirama (melantunkan syair) dan megambel (memainkan gamelan/terompong).

Upaya penari untuk fasih menarikan Palawakya, tak lepas dari peran para guru yang menularkan keahliannya dalam menari. Tari ini terkenal rumit, sehingga harus memiliki rasa yang peka dalam memerankannya.

“Kesulitan pemula biasanya pada masalah rasa, karena kalau teknik itu bisa dilatih tapi kalau rasa harus ditemukan sendiri oleh penari. Dalam Palawakya ini penari harus bisa menghayati dirinya bagaimana menjadi sastrawan yang mengagungkan sebuah kerajaan, maka dia harus bersifat wibawa dan bijaksana," ungkap salah satu pelatih tari Palawakya, Ketut Agus Juniarta.

Tari ini lahir di desa Jagaraga, kecamatan Sawan, kabupaten Buleleng. Bermula dari peran I Wayan Paraupan atau yang lebih dikenal dengan Pan Wandres, yang menggarap sebuah tarian yang ditarikan oleh penari Wanita secara tunggal.

Sayangnya tak banyak lagi yang menarikan tari Palawakya. Kewajiban mementaskan tari Palawakya di panggung Utsawa Merdangga, menjadi upaya pemerintah setempat dalam pelestarian tari tradisional, dan menjadikannya sebagai seni tradisi kebanggaan Bali Utara. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER