Ketika Mahasiswa Belajar Politik

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Rabu, 14 Des 2016 13:29 WIB
Anak-anak muda pun perlu mempelajari politik dan situasi yang berkembang saat ini, terutama menjelang pilkada serentak pada tahun depan.
Foto: Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia -- Politik tak mesti bikin risih. Anak-anak muda pun perlu mempelajari politik dan situasi yang berkembang saat ini, terutama menjelang pemilihan umum kepala daerah serentak pada tahun depan.

Untuk itu mahasiswa di Presiden University baru-baru ini menggelar sebuah acara bincang-bincang bersama sejumlah tokoh yang pernah terlibat dalam pemilihan kepala daerah dan pengamat politik.

Mereka menghadirkan Mahadi Rahman Harahap, Koordinator Program Akar Rumput Strategic Consulting, yang pernah menjadi manajer kampanye Dimas Oky Nugroho, salah satu kandidat Walikota Depok tahun 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dalam pilkada ada ‘peperangan’ di darat dan udara. Tim kampanye kami hanya 11 orang, sedangkan ada 2,2 juta jiwa penduduk kota Depok yang harus didekati dalam waktu 2-3 bulan. Untuk memperkenalkan kandidat, kami mulai dari para tokoh agama karena Depok adalah kota yang agamis,” kata Mahadi.

Menurutnya, kampanye di darat membutuhkan biaya yang lebih bila dibandingkan dengan kampanye udara melalui media sosial dan media massa. Padahal, dana kampanye perlu dipakai secara efisien.

“Kami datang salat subuh dan salat lainnya di masjid-masjid. Datang ke pasar dan ke acara-acara pernikahan. Semua kegiatan ini gratis. Paling bayar infak ke masjid dan beli sedikit saat di pasar. Kami juga gencarkan serangan ‘udara’ yaitu media massa dan media sosial Facebook karena di Depok, Facebook lebih kuat dibanding Twitter. Serangan di darat dan udara harus sama-sama diintensifkan,” lanjut Mahadi.

Sementara itu pengamat politik dari Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menyatakan para kandidat akan saling menyerang pribadi masing-masing. Ia juga menilai cuaca politik masih sangat dinamis.

“Misalnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), elektabilitas dia sangat tinggi. Lembaga-lembaga survei menyebut elektabilitasnya mencapai 40-50%. Sayang, peristiwa di Pulau Seribu merobohkan bangunan elektabilitasnya. Ini memang bukan hari kiamat bagi Ahok, namun ia perlu kerja keras,” kata Pangi.

Diskusi politik ini merupakan proyek kolaborasi mahasiswa antar mata kuliah di Program Studi Ilmu Komunikasi. "Acara ini bertujuan untuk berbagi dengan generasi muda mengenai politik praktis dan peran-peran kehumasan dalam aktivitas praktis tersebut," ujar Achmad Supardi, salah satu dosen President University yang menggagas acara ini.

Selain konsultan politik, lebih dari 200 mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan masyarakat umum juga mendengarkan paparan Revolusi Riza Zulverdi, Kepala News Gathering CNN Indonesia dan Raditya Putra Pratama, Kepala Departemen Kajian Kerja Sama Luar Negeri Partai Gerindra. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER