Karangantu, Kemegahan yang Tinggal Sejarah

Pernita Hestin | CNN Indonesia
Jumat, 03 Mar 2017 10:07 WIB
Pada masa lalu, pelabuhan di Banten ini sangat terkenal dan menjadi persinggahan pelayaran internasional. Tapi kini, pesona itu seperti tenggelam.
Pelabuhan Karangantu, Banten. (Dok. Dokumenter Direktorat Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banten adalah sebuah provinsi di Tatar Pasundan, serta wilayah paling barat di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini pernah menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat.

Namun pada 2001 resmi menjadi sebuah provinsi baru. Banten merupakan wilayah yang sangat terkenal pada masa lampau dengan banyaknya sejarah pada masa pemerintahan kesultanan-nya.

Selain dikenal sebagai salah satu daerah yang berhasil menyebarluaskan ajaran Agama Islam, pada masa kesultanan pula Banten pernah dijadikan sebagai salah satu pusat perniagaan internasional di Indonesia. Jalur lintas perdagangan ini melalui jalur laut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur laut potensial, Selat Sunda merupakan salah satu jalur lalu lintas laut yang strategis karena dapat dilalui kapal besar yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara misalnya Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Di samping itu jalur perairan Banten merupakan jalur penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis, dan pemerintahan maka wilayah Banten terutama daerah Tangerang, merupakan wilayah penyangga bagi Jakarta.

Wilayah Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta, dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura. Salah satu pelabuhan terbesar pada abad 17, adalah Pelabuhan Karangantu.

Pelabuhan Karangantu memiliki nilai sejarah yang penting bagi jalur perdagangan di Indonesia. Pada tahun 1511 saat Malaka jatuh ke tangan Portugis, menyebabkan pedagang muslim yang berasal dari daerah Arab, Persia, dan Gujarat tidak ingin berlabuh di sana. Maka, hal ini menyebabkan daerah Banten yang tereltak di ujung barat bagian Jawa menjadi alternatif pilihan yang pas.

Para pedagang mengalihkan pelayaran melewati Banten yang dinilai memiliki nilai ekonomis dan geografis yang bagus. Maka lahirlah pelabuhan besar dengan nama Pelabuhan Karangantu.

Pelabuhan ini merupakan yang terbesar kedua setelah Pelabuhan Sunda kelapa di Jayakarta. Pada abad ke 16, pelabuhan ini menjadi tempat persinggahan para pedagang sebelum melanjutkan perjalanan ke benua Australia. Saat pertama kali Belanda singgah di Indonesia pun melalui pelabuhan ini.

Tercatat dalam buku “Mengenal Peninggalan Sejarah dan Purbakala Kota Banten lama”, soal kisah perahu Tiongkok yang membawa barang senilai 300.000 real di Karangantu. Tidak hanya tercatat dalam buku, namun peninggalan barang berharga yang pernah diperjualbelikan dapat dilihat di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama.

Betapa besarnya sejarah Pelabuhan Karangantu, Serang Banten. Namun, melihat potret Pelabuhan saat ini. Mungkin perasaan miris yang terasa. Pelabuhan karangantu memang masih aktif dalam arus laju kendaraan laut untuk penumpang, nelayan, dan para pelancong yang ingin menyeberang ke pulau-pulau di sekitar Selat Sunda (Pulau Tiga, Pulau Empat, Pulau Lima, dan Pulau Tunda).

Namun kondisi Pelabuhan Karangantu saat ini, yang tadinya merupakan pusat perniagaan terbesar di Indonesia, tidak tercermin seperti sejarah yang tertulis. Kondisi pelabuhan saat ini layaknya perkampungan nelayan yang tidak diperhatikan.

Daerah di sekitarnya pun terlihat sangat kumuh, baik rumah-rumah warga dan pasar tradisional di sekitarnya. Udara panas pun menambah riuh suasana di sekitar perkampungan, Pelabuhan Karangantu.

Sejarah Karangantu yang sangat bernilai pada zaman dahulu, seperti tidak dipandang oleh sebagian masyarakat dan pemerintahan. Pelestarian lingkungan di daerah ini sangat kurang, padahal potensi budaya dan pariwisata di sini sangat bagus. Pelabuhan karangantu menjadi satu-satunya pelabuhan yang menjadi penyambung beberapa pulau di sekitar Teluk Banten. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER