Jakarta, CNN Indonesia -- Pesta daging itu nikmat. Contohnya ketika perayaan Idul Adha. Daging enak bikin bahagia. Tapi ada kekhawatiran sebagian orang bahwa tekananan darahnya akan naik setelah mengonsumsi daging, khususnya daging kambing. Benarkah?
Daging kambing merupakan salah satu makanan yang sangat cepat berpengaruh terhadap naiknya tekanan darah. Hal ini disebabkan karena energi yang dihasilkan dari daging kambing yang dikonsumsi sangat tinggi. Sebenarnya efek dari makan daging kambing dapat diminimalisir dengan memperhatikan makanan pendampingnya.
Contohnya pada hidangan sate kambing. Pada hidangan sate kambing biasanya disajikan dengan acar. Acar itu bukan hanya hiasan lho ya. Ternyata acar memiliki fungsi untuk menyeimbangkan keadaan tubuh saat tubuh mengonsumsi sate kambing. Acar akan menyeimbangkan pH (
potential Hydrogen) dalam tubuh yang turun drastis setelah makan sate kambing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam tubuh, kesimbangan pH sangat penting karena keseimbangan pH akan mempengaruhi keseimbangan seluruh sistem tubuh. Tubuh memiliki keadaan pH optimum yaitu pada pH sedikit basa dengan kisaran 7,34 – 7,45. Pada pH opimum tubuh akan berada pada keadaan sehat dan bugar. pH tubuh dapat naik menjadi basa atau turun menjadi asam karena makanan yang dikonsumsi.
Sebab pH tubuh harus sedikit basa, tentunya asupan makanan sehari-hari harus lebih banyak makanan pembentuk basa daripada yang berbentuk asam. Akan tetapi makanan yang dikonsumsi orang-orang saat ini kebanyakan adalah makanan yang bersifat asam.
Makanan pembentuk asam bukan berarti makanan itu rasanya asam. Buah yang rasanya asam, seperti jeruk, justru merupakan makanan pembentuk basa. Hal yang menentukan suatu makanan itu termasuk pembentuk asam ataupun basa adalah kadar protein, kadar air serta jenis residu mineral yang lebih banyak tertinggal setelah proses pembakaran.
Hampir semua makanan yang tinggi protein dan biji-bijian seperti beras, jagung, dan gandum adalah makanan pembentuk asam. Makanan pembentuk asam juga berkadar air rendah dan akan meninggalkan lebih banyak residu bukan logam seperti sulfur, khlor dan fosfor. Sebaliknya, makanan pembentuk basa berkadar air tinggi dan akan lebih banyak meninggalkan residu mineral logam seperti kalium, kalsium, magnesium, besi dan natrium. Hampir semua jenis buah dan sayuran adalah makanan pembentuk basa.
Orang-orang sekarang ini lebih banyak mengonsumsi makanan yang bersifat asam yang menyebabkan asidosis atau keasaman darah tinggi yang mengakibatkan tubuh menjadi cepat lelah, mual, dan muntah. Dalam kondisi parah asidosis menyebabkan tekanan darah turun, koma, bahkan kematian.
Dokter Oetjoeng Handajanto, ahli nutrisi di Bandung, Jawa Barat, mengatakan bahwa, “Bila pH darah terus turun, darah kehabisan oksigen dan berakibat kematian. Tingkat pH darah yang cenderung turun itu akibat konsumsi makanan bersifat asam berlebihan. Untuk mengatasinya atur porsi makanan setiap hari menjadi 80% basa dan 20% asam.”
Konsumsi makanan yang tidak seimbang dapat mengacaukan keseimbangan pH yang selanjutnya tubuh akan berusaha sangat keras untuk mencapai keseimbangan pH kembali. Tubuh akan menggunakan bahan-bahan dari sumber makanan yang ada untuk mendapatkan kembali keadaan pH yang optimum, sehingga asupan untuk keperluan organ tubuh lain menjadi sangat mininal atau bahkan tidak ada.
Parahnya lagi jika bahan-bahan tidak ada, maka tubuh akan mengambilnya dari komponen tubuh, misalnya kebutuhan ion fosfat yang berfungsi menetralisir keasaman darah yang tinggi justru berasal garam kalsium fosfat yang merupakan komponen pembentuk tulang dan gigi.
Jika pH darah sangat asam, maka ion fosfat yang diambil dari tulang dan gigi akan semakin banyak pula. Akibatnya, struktur tulang dan gigi pun jadi rapuh. Semakin terganggu pH tubuh maka semakin terganggu pula seluruh sistem tubuh yang dapat menyebabkan keadaan tubuh yang tidak sehat.
Jadi alangkah pentingnya memperhatikan kombinasi makanan yang sangat berpengaruh bagi keseimbangan tubuh. Kombinasi antara daging dengan sayuran dapat meminimalisir tekanan darah yang naik.