'Singa' Pembawa Ancaman di Terumbu Karang Karibia

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jun 2017 18:05 WIB
Ahli biologi kelautan sedang dibuat pusing oleh ikan lionfish yang invasif di Laut Karibia.
Lionfish sedang menjajah kawasan terumbu karang di perairan Karibia. Ilmuwan khawatir ikan ini menghancurkan keanekaragaman hayati di sana. (Foto: Sponchia/pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ahli biologi kelautan sedang dibuat pusing oleh ikan lionfish yang invasif di Laut Karibia.  Ikan ini memangsa ikan-ikan di dasar laut, yang bahkan belum banyak diteliti spesiesnya.

Peneliti dari Museum Nasional Sejarah Alam di Washington D.C., Carole Baldwin, mengatakan ikan lionfish kedapatan menyerang kerumunan ikan gobi kecil yang diberi nama latin Palatogobius incendius, yang berukuran sekitar 22 milimeter. Peristiwa itu terekam kamera video kapal selam mini Curasub pada Februari 2015.

Rekaman itu mengejutkan Baldwin dan koleganya, sebab lionfish dalam jumlah besar itu sedang ‘menjajah’ kawasan terumbu karang dalam yang belum dieksplorasi. “Ikan predator ini bisa jadi bakal merusak keanekaragaman hayati, sebelum ilmuwan tahu apa saja yang ada di situ,” kata Baldwin, seperti dikutip Live Science, belum lama ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ikan lionfish atau Pterois volitans dan Pterois miles sebetulnya berasal dari kawasan Indo-Pasifik. Tapi ikan ini tiba di Atlantik barat pada 1980-an atau 1990-an. Tak ada yang tahu bagaimana ikan ini bisa menjajah perairan Atlantik.

Diduga, ada pemilik ikan hias yang membuang ikan itu ke laut, seperti dugaan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

Ikan lionfish ini memang pemangsa ikan gobi yang kecil-kecil, yang suka berenang dalam kawanan, dan berkeliaran di dekat karang dan dasar laut. Alhasil, ikan gobi selalu jadi sasaran empuk dan beberapa spesies sudah terancam punah.

Belum ada yang tahu mengapa ikan lionfish berburu di terumbu karang dalam, yang biasanya ada di kedalaman 50-300 meter, atau biasa disebut zona “twilight”. Inilah yang akan dicari tahu lebih lanjut oleh para ilmuwan.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER