Kala Mahasiswa Nyambi Jadi Driver Ojek Online

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jun 2017 13:05 WIB
Keberadaan mahasiswa yang menjadi driver ojek online saat ini semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Tapi ada persoalan yang timbul. Apa itu?
Ilustrasi driver ojek online. (Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Sumedang, CNN Indonesia -- Keberadaan mahasiswa yang menjadi driver ojek online saat ini semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Biasanya untuk mendapatkan uang saku tambahan atau sebagai dana usaha untuk sebuah acara mahasiswa.

Namun kondisi ini membuat ojek pangkalan merasa lahan pekerjaannya diambil. Hingga saat ini masalah antara ojek online mahasiswa dan ojek pangkalan masih belum terselesaikan, dan hingga saat ini di beberapa titik di Jatinangor, Sumedang, telah diberi tanda agar ojek online mahasiswa untuk tidak masuk ke wilayah ojek pangkalan.

Besarnya kebutuhan mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan mahasiswa ataupun sekadar mencari uang saku tambahan membuat mahasiswa mencari penghasilan tambahan sendiri. Hingga saat ini sudah banyak jumlah ojek online yang beroperasi di Jatinangor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini jumlah ojek online mahasiswa di wilayah Jatinangor berkisar hingga puluhan orang. Namun keadaan ini membuat keadaan ojek pangkalan merasa keberadaan ojek online membuat penghasilan mereka berkurang. “Dengan adanya ojek online ini pendapatan kami biasanya jadi berkurang,” kata seorang warga yang bekerja sebagai tukang ojek.

Pria yang biasa disebut Tatang ini mengatakan keadaannya terjadi sejak semakin banyak driver ojek online yang beroperasi di Jatinangor. “Biasanya saya sehari dapat Rp70 ribu, sekarang engga. Terus kalau malem juga biasanya dapet udah di atas 50 ribu, sekarang di bawah 50 ribu,” ucapnya, mengeluh.

Konflik
Pada beberapa waktu lalu terdapat kasus pemukulan oleh ojek pangkalan terhadap ojek online. Konflik yang dipicu diduga karena ojek online tersebut mencari pelanggan yang berada di wilayah ojek pangkalan yang saat itu bertempat di Sukawening, Jatinangor. Menurut salah satu sumber yang bekerja sampingan sebagai driver ojek online mengatakan bahwa konflik seperti ini wajar terjadi.

“Konflik antara ojek mahasiswa dengan ojek pangkalan wajar terjadi. Di mana sumber ekonomi ada biasanya terjadi konflik antar golongan yang memperebutkan sumber ekonomi tersebut,” ucapnya.

Ia pun menambahkan alasan utama penyebab konflik yang terjadi antara ojek online dengan ojek pangkalan. “Alasan utama pasti karena ojek pangkalan merasa lahan ekonominya diambil oleh ojek mahasiswa. Selain itu mungkin karena ojek pangkalan merasa sebagai warga lokal di Jatinangor ini, sehingga mereka merasa tatanan ekonomi mereka sebagai ojek pangkalan tidak boleh diusik,” tambahnya.

Ia pun berpendapat tentang kasus pemukulan terhadap salah satu mahasiswa karena menarik pelanggan di daerah ojek pangkalan. “Seharusnya tragedi pemukulan yang dilakukan ojek pangkalan harus ditindak secara hukum. Tapi sebelum masuk ke ranah hukum menurut saya masih dapat dilakukan mediasi terlebih dulu antara ojek pangkalan dengan ojek mahasiswa oleh tokoh atau instansi yang memiliki kekuatan di Jatinangor ini,” ungkapnya.

Pada saat ditanyai tentang perizinan, Ia pun menanggapi bahwa ojek pangkalan pun tidak memiliki izin. “Sebenarnya menurut sumber saya dari Rektorat kalau ojek pangkalan yang ada di gerbang lama itu tidak ada izin juga atau illegal. Namun pihak Unpad membiarkan saja karena takutnya ada konflik antara pihak kampus dengan warga lokal,” katanya.

Solusinya, kata si sumber, “Solusi terbaik menurut saya yang utama kita berdialog dengan ojek pangkalan dulu. Kalau memang tidak ketemu jalan keluarnya itu kita yang mengalah karena bagaimanapun mereka warga lokal dan mereka yang lebih punya power di sini,” katanya menutup pembicaraan.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER