Mengapa Air Samudera Arktik Asin?

CNN Indonesia
Kamis, 20 Jul 2017 10:09 WIB
Dulu, puluhan juta tahun lalu, Arktik sejatinya adalah danau air tawar di puncak Bumi. Tapi mengapa kini ia berubah jadi asin?
Senja di Arktik (Foto: Pixabay/tpsdave)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai sebuah samudera, Arktik berair asin. Tapi tahukah kamu, berjuta-juta tahun lalu, Samudera Arktik adalah sebuah danau air yang besar. Lantas mengapa ia kini jadi asin?

Jadi, saat masih berwujud danau di puncak Bumi, sebuah daratan memisahkannya dari Samudera Atlantik yang asin. Lalu, ilmuwan memperkirakan, pada 35 juta tahun lalu daratan itu mulai tenggelam sehingga air dari Samudera Atlantik bocor ke Arktik dan menjadikannya asin.

Tapi, ilmuwan masih mencari tahu bagaimana dan kapan danau itu kemudian berubah menjadi samudera seperti sekarang. Sebelum akhirnya muncul sebuah penelitian terbaru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dulu, airnya yang dingin dan mengalir ke selatan sekarang bertukar dengan air hangat yang mengalir ke utara dari Atlantik. Hari ini, itulah kekuatan arus penggerak iklim Samudra Atlantik.

Tapi keadaannya berbeda pada 60 juta tahun lalu. “Segaris daratan memanjang antara Greenland dan Skotlandia. Daratan seperti jembatan ini memisahkan air asin Atlantik dan bercampur dengan air tawar di Arktik,” kata Gregor Knorr, ahli iklim di Institut Alfred Wegener di Bremerhaven, Jerman.

Knorr, yang menerbitkan penelitian itu di jurnal Nature Communications, mengatakan pada satu titik, daratan itu tenggelam dan memungkinkan dua perairan itu bercampur.

Dengan memakai model komputer, Knorr dan koleganya, mencoba mereka ulang dan memprediksi skenario kompleks berdasarkan berbagai kondisi. Agar akurat, Knorr menautkan beberapa faktor, di antaranya rentang kadar karbondioksida di atmosfer dari 278 ppm (seperti sebelum era revolusi industri) sampai 840 ppm (parts per million), yang diduga merupakan kadar CO2 pada Zaman Eosen, 56 juta-33 juta tahun lalu.

Kaitan antara CO2 dan kadar garam sangat kuat, kata Knorr. Makin tinggi CO2 di atmosfer, makin hangat iklimnya. Makin hangat iklimnya, makin banyak es mencair. Semakin banyak es mencair, makin banyak air tawar yang masuk ke Samudera Arktik, sehingga menurunkan kadar garamnya.

Hasil analisis metode itu menunjukkan, sekitar 35 juta tahun lalu air Arktik masih tawar. Hal itu masih terjaga meski daratan pemisah sudah berada di bawah air sedalam 30 meter.

Tapi begitu daratan tadi tenggelam sampai kedalaman 50 meter, yang terjadi beberapa juta tahun kemudian, keadaan pun berubah.

Air tawar memiliki densitas yang lebih rendah ketimbang air asin. Sehingga ia akan berada di atas air tawar. Batas antara lapisan air ini disebut halocline. Air asin tidak akan menembus air tawar di Arktik sampai daratan tadi tenggelam ke kedalaman 50 meter.

Percampuran ini telah memicu terjadinya arus Samudera Atlantik sampai hari ini. Arus ini terjadi karena adanya perbedaan antara densitas air dan temperatur.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER