Uniknya Papua, Memanfaatkan Babi untuk Mengolah Lahan

Hari Suroto | CNN Indonesia
Senin, 06 Nov 2017 07:05 WIB
Kalau di barat kita membajak sawah menggunakan sapi atau kerbau, di Arfak, Papua, mereka memanfaatkan babi untuk mengolah tanah. Bagaimana caranya?
Ilustrasi (Foto: skeeze/Pixabay)
Jayapura, CNN Indonesia -- Jika petani di Indonesia bagian barat menggunakan kerbau atau sapi untuk membajak sawahnya, hal ini tidak berlaku bagi Suku Moile yang tinggal di Distrik Minyambow, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Mereka tidak mengenal pertanian intensif di sawah. Hanya berkebun ubi jalar, keladi, dan kentang yang mereka kenal.

Mereka memagari kebun-kebun ubi jalar ini, agar tidak diganggu hewan ternak terutama babi. Tapi pada saat tertentu, mereka akan memanfaatkan babi untuk mengolah lahan.

Suku Moile tidak perlu keluar banyak tenaga hanya untuk mengolah tanah, atau keluar uang banyak untuk membayar orang yang membajak tanahnya. Sehingga mereka lebih mengandalkan babi-babi peliharaannya. Pengolahan tanah menggunakan babi ini, mereka sebut dengan istilah na temti, yang berarti babi yang selalu mencungkil tanah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pagar kebun mereka buka, dan babi-babi peliharaan dibiarkan  berkeliaran masuk, dan mencungkil-cungkil tanah, mencari cacing, sisa-sisa ubi jalar dan kentang. Babi-babi ini mencungkil-cungkil tanah sedalam 10-30 cm.

Hasil kerja babi ini sangat luar biasa, untuk lahan 1 hektare mereka mampu mengolah tanah dengan teknik cungkil hanya membutuhkan waktu satu minggu saja.

Setelah dinilai tanah siap untuk ditanami, maka babi-babi dikeluarkan dari kebun dan pagar kebun ditutup kembali.

Hari Suroto
Arkeolog di Papua

(ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER