Yogyakarta, CNN Indonesia -- Kita pasti pernah memiliki pengalaman mendengar keluhan dari seseorang yang mengalami kesulitan dalam bahasa Indonesia. Ada begitu banyak mahasiswa belum mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sebagai contoh, tugas-tugas kuliah yang memerlukan tulisan yang baik, menyusun karya tulis, bahkah pada saat menyusun skripsi.
Atau, tidak sedikit mahasiswa yang kesulitan mempersentasikan gagasannya yang sebenarnya bisa dikatakan itu merupakan gagasan brilian dan baru. Bahkan tidak sedikit mahasiswa yang sebenarnya pandai, ternyata mengalami kesulitan dalam menyelesaikan studinya hanya karena kesulitan dalam bahasa Indonesia ketika menuliskan dan mempersentasikan karyanya, akhirnya gagal dan harus mengulang lagi.
Suatu ketika saya didatangi seorang mahasiswa, ia datang dengan maksud berdiskusi seputar menulis. Hal pertama yang saya tanyakan adalah bagaimana kemampuan bahasa Indonesia yang ia miliki? Jawabannya sederhana, ia malah berkeluh-kesah bahwa kemampuan bahasa Indonesianya masih sangat kurang. Nah! Ini adalah masalahnya. Padahal kita, ‘belajar menulis lewat membaca’.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi ditambah dengan kehadiran teknologi informasi yang bisa saja menyampaikan informasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang kurang tepat. Persoalannya bukan seberapa baik bahasa Indonesia yang dimiliki, tetapi sejauh mana kita mempelajari, memahami, menghayati makna bahasa itu sendiri.
Bahasa Indonesia berkembang dengan sangat cepat. Hampir setiap hari kita menjumpai kata baru, baik bahasa itu berasal dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Sehingga membuat kita sulit membedakan asal-usul kata tersebut. Namun satu-satunya cara adalah rajin-rajinlah membuka kamus bahasa Indonesia karena dengan membaca kita pasti memahami kata tersebut. Apalagi kita adalah seorang akademisi seorang intelektual, semestinya menyukai bahasa Indonesia.
Akhirnya, mari kita jaga bahasa Indonesia dengan begitu bahasa menjadi pemersatu di antara kita, bahkan dunia. Setiap generasi mempunyai peran yang sama, yaitu merawat keanekaragaman bahasa Indonesia.
Mengutip kata dari UNESCO,”..Ketika sebuah bahasa punah, dunia kehilangan warisan yang sangat berharga, sejumlah besar legenda, puisi, dan pengetahuan yang terhimpun dari generasi ke generasi akan ikut punah.”
Lio Bijumes
Mahasiswa Magister Manajemen di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
(ded/ded)