Cerita Stella yang Lolos ke Final Spelling Bee di Malaysia

Deddy S | CNN Indonesia
Sabtu, 11 Nov 2017 08:36 WIB
Sebanyak 12 anak Indonesia akan berlaga di babak final kompetisi spelling bee tingkat Asia di Kuala Lumpur. Salah satunya adalah Stella ini. Simak kisahnya.
Stella Ling Raharjo, siswi SD Godwin School di Surabaya, finalis Qooco Asia Spelling Cup 2017, yang bertanding di babak final di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu (12/11). (Foto: Dok. Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 12 anak Indonesia akan berlaga di babak final kompetisi mengeja bahasa Inggris (biasa juga disebut spelling bee) tingkat Asia di Kuala Lumpur, Minggu (12/11) besok. Mereka diseleksi melalui kompetisi online berbasis aplikasi Qooco, yang diikuti sekitar 100 ribu peserta se-Indonesia.

Para finalis dibiayai seluruh kebutuhannya saat bertanding di kompetisi Qooco Asia Spelling Cup 2017 di Kuala Lumpur.

Salah satu peserta yang lolos ke Malaysia adalah Stella Ling Raharjo, siswi SD Godwin School di Surabaya. Bisa mengalahkan ratusan ribu peserta lokal adalah kebanggaan tersendiri bagi Stella. Tapi usahanya belum selesai, sebab dia masih harus berhadapan dengan 56 peserta lain dari Indonesia, Thailand, Malaysia, dan China, di Intercontinental Hotel, Kuala Lumpur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stella termasuk anak yang bergaul dengan gadget sejak kecil sekali. Dia mengatakan, pembelajarannya di Taman Kanak-Kanak juga sudah menggunakan aplikasi untuk belajar membaca. Orang tuanya membelikannya iPad untuk mendukung pembelajarannya di sekolah.

Dengan aplikasi Piano Maestro di iPad itu dia meningkatkan kemampuan piano saat kelas III SD. Saat kelas V SD, dia meningkatkan kemampuan otaknya dengan aplikasi bernama Peak. “Orang tua saya juga mengizinkan saya berkomunikasi dengan teman menggunakan ponsel,” tutur Stella kepada CNN Student melalui email, Jumat (10/11).

Sosok yang hobi membaca ini mengatakan di sekolah bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Inggris dan Mandarin. Untuk meningkatkan kemampuannya berbahasa asing, orang tua menginstal aplikasi belajar bahasa asing yang membuatnya bisa belajar di mana saja. Tak semua aplikasi cocok. Tapi kalau ada yang sesuai dan menyenangkan, kata Stella, dia akan mempertahankannya.

Tapi sebagai anak-anak, orang tua Stella belum mengizinkan putrinya ini mengakses toko aplikasi sendiri. Seluruh aplikasi yang ada di gadgetnya diinstal melalui bantuan orang tua. Kalau penggunaannya mudah, kata Stella, biasanya dia akan belajar sendiri.

“Kalau aplikasi itu membutuhkan akun, papa akan membantu saya membuatkannya,” ujar dia lagi.

Salah satu aplikasi belajar bahasa asing yang dipakainya adalah Qooco Arena. Menurutnya aplikasi ini mudah digunakan, sebab antarmukanya bagus dan jelas, mudah dimengerti. Aplikasi ini juga terbilang ringan, sehingga tak butuh waktu lama untuk dimuat.

David Topolewski, CEO Qooco, optimistis teknologi pembelajaran mobile akan makin meluas penggunaannya di Indonesia. Orang Indonesia akan mengadopsi teknologi untuk mendidik dirinya sendiri dan orang lain.

“Smartphone makin luas penggunaannya di Indonesia,” kata Topolewski, melalui email kepada CNN Student. “Banyak anak-anak Indonesia menggunakannya untuk membaca, dari sisi kemudahan akses dan kenyamanan, pembelajaran mobile makin dipilih ketimbang cara tradisional di kelas.”

Teknologi pembelajaran mobile berbasis aplikasi, kata Topolewski, akan sangat bermanfaat bagi negara berkembang seperti Indonesia. Teknologi ini bisa dipakai untuk menjangkau daerah pedesaan dan kepulauan. Orang tua dan guru harus diyakinkan bahwa teknologi saat ini bukan hanya sebagai tambahan dalam metode pembelajaran tradisional, tapi bisa menghasilkan hasil yang lebih baik.

Khusus mengenai aplikasi belajar bahasa asing, Topolewski yakin, penggunaannya juga makin luas di Indonesia. Terkait dengan kebutuhan menghadapi persaingan bebas, di mana bahasa asing macam Inggris dan mandarin menjadi penting. Qooco, ujar dia, cocok sekali untuk menjawab hal itu. Teknologi Qooco sudah dipakai di ratusan sekolah dan hotel di Asia, termasuk Indonesia. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER