Jayapura, CNN Indonesia -- Pada masa prasejarah penduduk yang tinggal di kawasan Danau Sentani, Jayapura telah mengenal pemujaan terhadap roh nenek moyang. Mereka percaya terhadap kekuatan alam yang menguasai kehidupan.
Kepercayaan ini dibuktikan oleh temuan arkeologi berupa empat lumpang batu, dengan formasi tiga tumpang batu mengitari sebuah lumpang batu sebagai pusatnya. Lumpang batu adalah batu yang diberi lubang berbentuk lingkaran, secara praktis berfungsi untuk menumbuk biji-bijian atau tumbuh-tumbuhan.
Secara religi, lumpang batu berfungsi sebagai media upacara pemujaan. Lumpang batu ini terdapat di tepi Danau Sentani, Kampung Ayapo Baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekuatan yang dipancarkan oleh ataupun arwah nenek moyang diharapkan diperoleh melalui lumpang batu ini. Selain itu diharapkan nenek moyang akan memberikan kesejahteraan kepada mereka yang masih hidup. Sebelum pergi berkebun, berburu atau mencari ikan, didahului oleh upacara pemberian sesajian di lumpang batu ini.
Kepercayaan megalitik berkembang pada masa neolitik dengan ciri masyarakatnya hidup bercocok tanam. Keberadaan situs megalitik Tutari di Kampung Ayapo Baru dapat dijadikan sebagai obyek wisata dengan memperhatikan nilai arkeologi dan warisan budaya yang harus dilindungi.
(ded/ded)