Mengapa Penting Jadi Generasi yang Bijak Memakai Teknologi

Novira Maharani | CNN Indonesia
Selasa, 26 Des 2017 11:58 WIB
Teknologi sudah menjadi alat komunikasi yang penting, terutama generasi muda. Tapi perlu bijak menggunakannya. Mengapa?
Ilustrasi (Foto: Thinkstock/Rawpixel)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada era yang sangat modern dan canggih ini, teknologi merupakan salah satu alat komunikasi yang dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Keberadaan teknologi tersebut pun memberikan banyak manfaat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia setiap harinya.

Bentuk teknologi pada zaman sekarang pun sangat bervariasi, bergantung pada kegunaan masing-masing teknologi tersebut. Salah satu teknologi yang sangat diminati setiap orang pada saat ini adalah gadget.

Gadget pun sudah menjadi alat komunikasi yang wajib dimiliki oleh setiap orang dari berbagai jenis usia, jenis kelamin, hingga status sosial. Akan tetapi karena kuatnya arus teknologi dan budaya pada saat ini, keberadaan gadget pun memberikan pengaruh yang sangat signifikan bagi setiap penggunanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu pengguna gadget yang akan saya bahas pada artikel ini adalah anak-anak sebagai pengguna gadget yang aktif, yang mana saya akan memberikan fokus terhadap anak-anak yang berada pada rentang usia 6-12 tahun.

Anak-anak yang berada pada rentang usia tersebut cenderung menjadi pengguna gadget yang sangat aktif pada era teknologi ini. Bahkan tidak sedikit anak-anak yang menjadi kecanduan terhadap gadget mereka tersebut.

Hal ini tidak dapat terlepas dari kurangnya pengawasan, pengertian, dan pemahaman yang diberikan orangtua kepada anak mereka terhadap penggunaan gadget itu sendiri. Banyak orangtua yang memberikan kebebasan bagi anak mereka untuk menggunakan gadget tersebut, tanpa adanya peraturan tertentu mengenai waktu dan saat yang tepat untuk menggunakan gadget.

Tidak sedikit orangtua yang juga memberikan fasilitas kepada anak mereka untuk memiliki gadget sendiri. Dengan adanya kebebasan dari para orangtua, banyak anak-anak yang mengalami kecanduan terhadap penggunaan gadget tersebut.

Fakta dan Hasil Riset:
Pada tahun 2013, Daily Mail melaporkan bahwa 29 persen anak-anak menggunakan gadget sebagai pemula, dan 70 persen anak-anak sudah menguasai pemakaian dari gadget itu sendiri. Kemudian, 1 dari 3 anak di Amerika sudah bisa menggunakan gadget sebelum mereka bisa berbicara.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Michael Cohen Group dinyatakan bahwa, 60 persen anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka bermain di depan gadget mereka masing-masing. Sedangkan 38 persen dari anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun tersebut memanfaatkan waktu mereka untuk bermain dengan teman sebaya mereka.

Akademi Dokter Anak Amerika dan Perhimpunan Dokter Anak Kanada menegaskan bahwa, “Anak yang berusia 0-2 tahun tidak boleh terpapar oleh teknologi sama sekali”. Anak yang berusia 3-5 tahun harus dibatasi dalam penggunaan gadget hanya 1 jam per hari. Sedangkan anak yang berusia 6-18 tahun harus dibatasi 2 jam saja per hari.

Anak-anak tersebut menggunakan gadget dalam waktu yang sangat lama dan tanpa adanya pengawasan dari orangtua mereka. Hal ini dapat menjadikan gadget tersebut sebagai sumber dampak negatif kepada anak-anak.

Dampak negatif yang diberikan gadget terhadap anak-anak tersebut pun sangat beragam, salah satunya adalah berkurangnya kemampuan mereka dalam bersosialisasi dengan lingkungan mereka. Anak-anak yang mengalami kecanduan terhadap gadet cenderung menjadi pribadi yang lebih tertutup, pendiam, dan memiliki stabilitas emosi yang rendah.

Hal ini perlu menjadi sorotan yang sangat penting bagi para orangtua untuk memberikan perhatian terhadap tumbuh dan kembang anak-anak mereka. Para orangtua perlu menjadi lebih bijak kepada anak-anak mereka terhadap penggunaan gadget dalam kegiatan mereka sehari-hari.

Menurut pendapat saya, jika orangtua dapat menjadi bijak dalam hal ini, fenomena kecanduan gadget pada anak-anak ini akan semakin berkurang. Orangtua dapat memberikan kebebasan bagi anak-anak mereka dalam menggunakan gadget selama hal tersebut juga disertai dengan pengawasan dan peraturan tertentu pada saat menggunakan gadget. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa gadget merupakan salah satu teknologi yang dapat memberikan banyak manfaat positif bagi anak-anak, dikarenakan beragamnya informasi yang dapat diperoleh dari gadget tersebut yang dapat menunjang aspek pendididikan dan pengetahuan mereka.

Dengan adanya gadget, anak-anak tersebut dapat memperoleh banyak ilmu pengetahuan baru baik melalui bacaan, tontonan edukasi, serta permainan yang dapat mengasah kemampuan otak mereka.

Selain melalui gadget, anak-anak juga dapat memperoleh ilmu pengetahuan melalui membaca buku. Budaya membaca buku harus diterapkan kepada anak-anak dalam kehidupan mereka sehari-hari. Karena melalui kegiatan membaca buku, mereka dapat memperoleh pengetahuan dan informasi secara detail dan jelas.

Para orangtua juga harus menerapkan kepada anak mereka mengenai cara untuk menyeimbangkan kegiatan mencari informasi melalui membaca buku dan menggunakan gadget. Misalnya dengan menerapkan waktu membaca buku selama 2 jam mengenai sebuah topik, yang kemudian dilanjutkan dengan mencari informasi tambahan mengenai topik tersebut dengan menggunakan gadget selama 45 menit.

Dengan begitu, anak-anak yang sudah berada pada fase kecanduan gadget dapat mengurangi kebiasaan mereka tersebut dan dapat lebih fokus untuk mencari informasi melalui membaca buku.

Berdasarkan penelitian, berikut ini adalah manfaat yang diperoleh seorang anak melalui budaya membaca buku:

1. Memberi kekuatan bagi memori
Menurut Presiden dan Direktur Penelitian Haskins Laboratories, Key Pugh, PhD., dibandingkan menonton televisi atau mendengarkan radio, membaca dapat memberikan pelatihan yang berbeda. Dengan membaca buku, bagian otak dapat mengembangkan fungsi otak untuk mengingat lebih baik lagi, dapat meningkatkan kemampuan imajinasi, bahasa dan pembelajaran asosiatif. Key Pugh menyimpulkan bahwa, kebiasaan membaca dapat memacu otak dalam berpikir dan berkonsentrasi.

2. Menghilangkan stres
Sebuah penelitian di Inggris menyatakan bahwa 67 persen kebiasaan membaca buku dapat menjadi sarana yang tepat untuk menghilangkan stress bagi anak.

3. Menambah kosakata bagi anak
Penelitian dari New York University (NYU) School of Medicine menyatakan bahwa anak-anak yang dibiasakan untuk membaca buku pada usia dini akan tumbuh dengan kosa kata yang lebih banyak dibandingkan dengan anak seusianya.

Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak merupakan generasi penerus bangsa ini. Merekalah yang akan melanjutkan pembangunan negeri ini dan merekalah yang akan menjadi pemimpin bangsa ini di masa depan.

Untuk membangun negeri ini menjadi lebih baik di masa depan pastinya diperlukan generasi muda yang cerdas, berprestasi, dan berakhlak mulia. Hal ini bergantung kepada bagaimana cara yang diterapkan orangtua untuk mendidik anak-anak mereka.

Orangtua yang bijaksana terhadap anak-anak mereka sangat diperlukan dalam mewujudkan generasi yang berprestasi. Karena bangsa yang sejahtera dan makmur bergantung kepada generasi yang memimpin bangsa tersebut. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER