Kejahatan SIber di Sekitar Kita

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Senin, 05 Feb 2018 08:13 WIB
Ketika penggunaan Internet makin tinggi, risiko menjadi korban kejahatan siber pun semakin tinggi. Sebab pelakunya ada di sekitar kita.
Ilustrasi (Foto: Thinkstock/g-stockstudio)
Jakarta, CNN Indonesia -- Apa yang terlintas di benak kamu ketika melihat kata cyber crime? Cyber crime atau kejahatan siber adalah aktivitas berselancar pada internet yang menimbulkan dampak negatif yang dilakukan oleh oknum tertentu. Sang pelaku kejahatan siber pastilah seorang yang pandai memainkan kode tertentu di internet.

Tidak banyak yang mengetahui bahwa kejahatan siber ada di sekekeling kita. Tindakan kejahatan siber dapat hanya berupa kata-kata yang berupa ejekan, cemoohan, dan hal negatif lainnya yang dapat memicu masyarakat untuk ikut serta dalam

Jika dikaitkan, cyber crime dan bullying sangatlah erat. Banyak pula yang melakukan bullying pada internet tidak sadar akan dampak yang dapat ditimbulkan di kemudian hari. Banyak kejadian penculikan hingga bunuh diri yang dipicu oleh kejahatan siber.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bentuk-bentuk kejahatan siber  yang tidak disadari juga bermacam-macam, seperti jasa untuk meretas website dan sosial media yang bertujuan untuk mengambil data pribadi tanpa persetujuan sang korban untuk digunakan tidak semestinya.

Tidak berhenti di situ. Ada pula sang pelaku yang menggunakan jaringan internet untuk melakukan transaksi illegal, seperti jual-beli narkoba, prostitusi, penyebaran virus komputer dan pembajakan perangkat lunak untuk meraup keuntungan serta pemalsuan data penting pada dokumen yang ada pada internet.

Media sosial kini juga digunakan sebagai media untuk melakukan kejahatan. Seperti kasus pedofilia yang dilakoni oleh oknum-oknum yang memanfaatkan foto-foto anak kecil yang hanya memakai busana minim seperti tanktop putih untuk disebar dan dijadikan bahan pemuas nafsu.

Pelaku pun membuat grup-grup yang berisikan orang-orang yang kerap membagikan tautan tersebut ke media sosial lainnya. Hal ini memicu adanya dorongan untuk melakukan perbuatan asusila kepada anak kecil. Sangat disayangkan bahwa pihak media sosial sangat membebaskan penggunanya untuk membagikan dan mengunggah konten.

Seperti kita ketahui pengguna media sosial berasal dari usia yang beragam. Saat ini saja, anak yang baru lahir kerap kali sudah memiliki media sosialnya sendiri yang dipegang oleh orangtuanya untuk membagikan keseharian dan momen-momen penting bagi sang buah hati.

Influencer yang ada di media sosial pun mendorong anak-anak tidak lagi memanfaatkan media cetak dan lebih memilih media sosial dan digital untuk sekedar mencari hiburan sehari-hari. Yang mereka tidak sadari adalah, peluang untuk terjadinya kejahatan siber sangat tinggi ketika mereka terlalu sering mengakses internet secara konstan dan menggunakannya sebagai kebutuhan sehari-hari.

Kebebasan mengakses internet saat ini sedang mencapai puncaknya. Fasilitas yang diberikan kepada masyarakat terutama milenial sudah secara lengkap dan mudah untuk dioperasikan. Masyarakat hanya perlu bermodalkan kuota untuk mengakses internet.

Kuota juga didapatkan dengan mudah dari berbagai provider di Indonesia. Milenial saat ini juga minim sekali menyaring informasi yang didapatkan sehingga menjadikan informasi tersebut tidak akurat. Hal ini yang dapat memicu pelaku kejahatan siber yang memiliki tujuan tertentu untuk mengubahnya menjadi duit.

Saat ini kejahatan siber masih menjadi permasalahan yang masih susah dijangkau dan ditertibkan untuk ditangani langsung dari pihak yang berwajib. Banyak yang memilih untuk menutup diri dan tidak membahas jikalau mereka menjadi korban kejahatan siber atau bullying. Merasa malu menjadi salah satu alasan para korban untuk membagikan pengalaman mereka saat menjadi korban atas tindakan yang ditimbulkan dari kejahatan siber.

Masyarakat diharapkan untuk lebih pintar dan bijaksana dalam menggunakan teknologi internet, serta mengerti cara-cara mudah untuk dapat terhindar dari kejahatan teknologi internet. Dan juga besar harapan agar pemerintah dapat lebih sigap dalam mengatasi kejahatan siber yang sering tak terlihat, padahal berada di sekitar kita. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER