Pontianak, CNN Indonesia -- Politeknik Negeri Pontianak pernah mengguncang Shell Eco Marathon di Manila, Filipina, pada 2014 lalu. Mobil hemat energi rancangan mahasiswa politeknik itu berhasil memboyong gelar juara pertama. Tahun ini, Shell Eco Marathon bakal digelar pada 8-11 Maret di Singapura. Politeknik Negeri Pontianak sudah punya jagoannya.
Adalah Khatulistiwa Line 6, mobil hemat energi yang dirancang mahasiswa jurusan Teknik Mesin Politeknik Pontianak untuk menjejaki langkah juara pendahulunya. Mobil ini termasuk kategori urban berbahan bakar solar.
Ir HM Toasin Asha MSi, Direktur Polnep mengatakan event Shell Eco Marathon telah menjadi trade mark Jurusan Mesin Politeknik Negeri Pontianak, karenanya tiap tahun Polnep tak pernah absen. “Kami tetap berusaha ikut event ini, walaupun biaya yang diperlukan relatif besar. Mudah-mudahan bisa minta sponsorship dari pemda Kalbar dan Pontianak, serta pihak ke tiga yang sudah kerjasama dengan Polnep,” katanya, dilansir dari Ristekdikti.
Meski anggaran terbatas, Polnep tetap memasang target juara. Khatulistiwa Line 6 sudah mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Body sudah jauh lebih bagus. Sektor mesin ditingkatkan. “Kami optimis bisa dapat juara. Tahun lalu kami alami kedala teknis, semoga tahun ini berjalan lancar” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faino, manager tim Polnep menyampaikan, Khatulistiwa Line 6 mengusung bentuk sporty. Body-nya dibuat lebih aerodinamis. Gesekan udara di sisi samping kanan kiri sudah direduksi lebih 70 persen.
Bobot mobil ini hanya 130 kilogram, lebih ringan dibandingkan tahun lalu 225 kilogram. “Kami reduksi dengan mengunakan serat fiber satu lapis saja, tahun lalu sampai tiga lapis. Kami juga tidak gunakan banyak dempul. Sasis yang penting saja kami perkuat, yang lain gunakan hollow kecil,” kata mahasiswa semester V Jurusan Teknik Mesin itu.
Topan Prihantoro ST MT, dosen pembimbing tim Politeknik Negeri Pontianak menambahkan, Khatulistiwa Line 6 dibuat baru secara total, baik dari chasis dan body. Kelandaian permukaan pun sudah direndahkan. “Ketinggiannya sesuai standar Shell,” ujar Topan.
Pada test drive terakhir, dengan human error 10 persen, Khatulistiwa Line 6 mampu mencapai 93 kilometer perliter, lebih baik dari sebelumnya 72 kilometer perliter. Perubahan dilakukan pada intake valve, exhaust, injector, dan nosel.
“Harapannya bisa capai 200-an kilometer perliter. Kami berharap tahun ini Politeknik Negeri Pontianak kembali menjadi juara I di Singapura,” katanya.
(ded/ded)