RESENSI BUKU: Ketika Benturan Menjadi Penguat

Lia Elita Robani | CNN Indonesia
Senin, 05 Feb 2018 11:42 WIB
Ada banyak orang yang kehilangan orang terkasih akibat rokok. Novel ini lahir dari seorang penulis yang ingin mengingatkan bahwa rokok bukanlah solusi.
Ilustrasi (Foto: jackmac34/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Judul: Terbentur Untuk Terbentuk
Penulis : Devita Olyviana Putri
Penerbit: Ellunar Publisher
Cetakan: Pertama, 2017
Tebal: v+147 halaman

Ada banyak orang yang kehilangan orang terkasih akibat rokok. Hal itu membuat Devita menulis novel ini. Terbentur Untuk Terbentuk yang memiliki nuansa politis, tidak lantas menjadikannya bacaan yang membosankan. Novel ini lahir dari seorang penulis yang ingin mengingatkan bahwa rokok bukanlah solusi apalagi kawan.

Berniat mengenang almarhum ayahnya, Devita juga menghadirkan apa-apa yang melekat pada almarhum melalui para tokoh di novel ini. Kehangatan di sorot mata Omar Margamahendra, keberanian di setiap ucapan Zaki Firdaus, dan keceriaan di setiap senyum Zahra Firdaus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak kecil, Omar bersahabat dengan Zaki. Sifat Omar dan Zaki yang bertolak belakang, membuat mereka melengkapi satu sama lain. Omar adalah lelaki yang tenang, tegas, dan dewasa. Sedangkan Zaki adalah tukang tidur, konyol, dan cuek.

Meski begitu, mereka adalah orang yang sama-sama kritis dan mengagumkan. Kehadiran Zahra, adik Zaki, menjadi penyejuk di antara keduanya.

Saking dekatnya dengan keluarga Zaki, Zaidi Firdaus yang merupakan Ayah Zaki bahkan menganggap Omar sebagai anaknya. Zaidi bekerja di KPK, dengan niat menjadikan Indonesia sebagai tempat tumbuh kembang yang lebih baik bagi anak-anaknya. Sedangkan Dimas Margamahendra, Ayah Omar, adalah seorang anggota DPR. Omar dan Zaki sama-sama sudah tidak memiliki Ibu.

Selepas SMA, keduanya kuliah di Fisika FMIPA Universitas Indonesia. Selain kuliah di jurusan yang sama, Omar dan Zaki pun sama-sama suka berjuang melawan ketidakadilan. Saat kuliah, Omar dan Zaki sering melakukan aksi bersama. Fokus mereka adalah praktik ketidakadilan industri rokok.

Persahabatan Omar dan Zaki diuji saat Dimas ditangkap KPK karena diduga terlibat kasus suap RUU Pertembakauan. Dimas justru mendukung RUU yang sangat ditentang anaknya itu. Omar dan Zaki sangat kecewa dan terbentur oleh perbuatan Dimas. Padahal, mereka begitu percaya Dimas akan berada di pihak mereka.

Untungnya, Zaki bukan tipe teman yang ada saat butuh atau senang saja. Ia tetap menemani dan mendukung Omar. Jeruji besi yang mengurung Ayahnya pun tidak membuat Omar mundur dari segala mimpi.

Sebagai adik, Zahra mengetahui hal apa saja yang telah dialami Zaki dan Omar. Terlebih, setelah menjadi relawan pengajar di Temanggung, Zahra jadi ikut peduli dengan isu pertembakauan. Di Temanggung, ia berbincang dengan petani tembakau dan mengetahui realitas pahit yang sebenarnya.

Setelah lulus, Omar melanjutkan studi di Australia. Zaki mengambil pendidikan magister masih di Universitas Indonesia. Zahra menjadi pengusaha muda dengan membuat kafe setelah kuliah di Biologi Universitas Indonesia.

Omar dan Zahra memang tidak begitu dekat, namun Omar sudah menaruh hati kepada Zahra sejak lama. Sepulang dari Australia, Omar berniat melamar Zahra. Sayangnya, kenyataan membentur Omar lagi. Ada orang yang lebih dulu akan melamar Zahra.

Kabar baiknya, Zahra menolak lamaran itu. Omar pun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan setelah dicekoki oleh Zaki. Ternyata, Omar terbentur lagi dan lagi. Zahra menolak lamaran Omar karena merasa Omar tidak tulus. Zahra menganggap Omar melakukannya hanya karena ia sudah berkerudung.

Di sinilah, Zaki mengambil peran yang sangat menentukan. Menyadarkan Zahra bahwa Omar sudah memiliki rasa kepadanya jauh sebelum Zahra mengubah penampilan. Omar dan Zahra akhirnya bersatu. Persahabatan kini menjadi keluarga sungguhan. Dua keluarga itu, akhirnya menjadi satu keluarga yang bahagia.

Novel ini menyajikan cerita yang sungguh menarik. Masing-masing tokoh memiliki karakter yang kuat. Setting cerita yang diambil dari kehidupan nyata Devita sebagai mahasiswa Biologi FMIPA Universitas Indonesia, sangat membantunya dalam menuturkan cerita secara mengalir.

Terbentur Untuk Terbentuk adalah salah satu novel yang menyenangkan untuk dibaca. Devita tidak menyajikan kisah romansa yang kental, melainkan persahabatan yang kuat dan kekeluargaan yang hangat meski tanpa sosok Ibu. Penokohannya pun fokus, tidak ada keberadaan tokoh tidak penting yang dipaksakan masuk.

Banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari novel ini. Misalnya, sikap Omar yang memilih untuk kuat saat Ayahnya menjadi tahanan. Sikap Zaki yang menjadi sahabat yang baik dan setia. Sikap Zahra yang mandiri dan bisa diandalkan, serta keputusannya untuk menggunakan kerudung sebagai bentuk syukur.

Devita berhasil menggambarkan bahwa Indonesia tidak baik-baik saja. Meski begitu, pemuda-pemuda yang kritis diharapkan dapat mengubah keadaan. Devita juga mengingatkan pembaca untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Mengingatkan juga betapa merokok itu tidak baik sama sekali, juga pentingnya mempunyai kesadaran terkait lingkungan dan kesehatan.

Novel perdana ini tidak lepas dari kekurangan. Penggambaran perasaan Omar kepada Zahra terkesan kurang intens. Meski secara halus, saya kira perlu ada kejadian-kejadian yang membuat pembaca yakin Omar jatuh cinta kepada Zahra dan bertekad memperjuangkannya. Kekurangan lainnya, yaitu berupa kata-kata asing yang tidak konsisten dicetak miring.

Ada satu kutipan yang paling saya sukai, “Seiring dengan bergulirnya waktu, jangan sampai umur menjadi satu-satunya hal yang bertambah.” Kutipan itu sangat relevan bagi saya yang sudah berkepala dua dan ingin menjadi manusia yang bermanfaat.

Tentu saja ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjadi bermanfaat, salah satunya seperti yang dikisahkan di novel ini, berusaha menjadikan Indonesia lebih baik. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER