Jakarta, CNN Indonesia -- Pernahkah anda mendengar tentang teknologi blockchain dengan produk terkenalnya Bitcoin? Saat ini perubahan pola bisnis akibat disrupsi digital tidak bisa kita hindari. Dalam dunia keuangan tentu topik yang paling hangat saat ini tentulah cryptocurrency.
Tahukan anda bahwa total pasar mata uang kripto (cryptocurrency) sempat mencapai nilai $600M lalu jatuh hampir setengahnya. Tentu para milenial yang gemar dengan dunia investasi dan keuangan sedikit banyaknya tahu tentang gaduhnya cryptocurrency yang saya sebutkan di atas.
Data perdagangan cryptocurrency makin hari makin mengundang rasa penasaran. Mengapa teknologi yang masih terbilang bayi ini mampu menarik perhatian masyarakat milenial dalam waktu yang sangat singkat. Saya coba akan uraikan satu persatu, sembari mengamati perdagangan cryptocurrency yang katanya hanya mimpi atau bahkan ilusi. Benarkah cryptocurrency hanya ilusi belaka atau sekedar mainan bagi para investor kelas kakap?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat artikel ini saya tulis, nilai pasar cryptocurrency yang merupakan gabungan dari Bitcoin, Bitcoin Cash, Ethereum dkk sudah mencapai $603.3 M. Nilai ini naik dua kali lipat dibandingkan dengan bulan sebelumnya tetapi tidak sampai satu bulan nilainya turun hampir setengahnya. Sungguh sebuah fluktuasi yang sangat signifikan.
Nilai pasar cryptocurrency ini mengalami lonjakan besar sejak dua tahun terakhir, begitu juga dengan semakin banyaknya digital currency yang muncul akhir-akhir ini. Selain mata uang Bitcoin yang sudah dikenal dikalangan netizen, ada mata uang lain seperti Bitcoin Cash, Ethereum, Dash, Riplle dll.
Jika kita runut ke belakang, bitcoin yang dibuat dengan konsep teknologi blockchain ini semakin popular di kalangan milenial. Kenapa penggunaan Bitcoin ini sangat pesat hari ini tentunya tidak lepas dari sifatnya yang tanpa perantara (peer to peer), terdesentralisasi dan transaparan. Sehingga peran seperti bank, pemerintah, lembaga pihak ketiga tidak diperlukan lagi. Teknologi Bitcoin ini bisa digunakan untuk pertukaran data misalnya transaksi keuangan secara langsung, dimana saja, kapan saja, gratis dan menjangkau seluruh dunia. Menarik bukan?
Merespons tingginya minat investor untuk "bermain" di dunia cryptocurrency ini, baru-baru ini pemerintah di Amerika membangun sebuah bursa Bitcoin Berjangka (Bitcoin Futures) di Chicago Board Option Exchange. CBOE menjadi satu-satunya lokasi trading berjangka untuk Bitcoin dan karna tingginya transaksi pada awal pembukaan, situs CBOE sempat mengalami masalah. Ini merupakan debut pertama Bitcoin bursa berjangka sejak promosikan beberapa tahun lalu.
Dalam realitasnya menurut saya setiap mata uang digital ini saling mempengaruhi satu sama lain sehingga ini menyebabkan perubahan harga yang sangat cepat. Beberapa waktu yang lalu nilai 1 Bitcoin sudah mencapai $20.000, tetapi setelah itu mengalami fluktuasi yang sangat cepat dan terjun bebas ke keangka $7.000 per 1 Bitcoin. Investasi di pasar cryptocurrency menjadi investasi paling 'gaduh' sedunia. Bagaimana tidak, dalam 24 jam harganya bisa naik atau turun hampir 20%, investor pemula tidak disarankan untuk langsung bermain 'besar' pada mata uang digital ini karena harganya yang sangat fluktuatif dan sulit diprediksi.
Di tengah pro dan konta para investor dan ahli keuangan serta ketatnya pengawasan pemerintah akhir-akhir ini, toh mata uang digital ini tetap bisa hidup dengan caranya sendiri. Investor sekelas Warrant Buffet bahkan pernah menyebut Bitcoin hanya sebuah impian belaka, sementara lembaga keuangan sekelas JPMorgan Chase melalui CEO Jamie Dimon pernah menyebut Bitcoin adalah sebuah fraud.
Tapi realitasnya itu tidak mengurangi minat investor untuk memiliki aset digital tersebut. Pemerintah Indonesia sendiri sudah mengeluarkan larangan penggunaan mata uang Bitcoin ini, sementara teknologi blockchain di belakangnya dirangkul. Memang sedikit aneh hanya itulah realitasnya saat ini.
Di lain pihak, sekelompok ekonom Eropa menyebut Bitcoin bukan sebuah ancaman bagi sektor finansial karena porsi transaksinya sangat kecil dibandingkan dengan pasar keuangan yang sudah ada. Sebuah survey yang dilakukan oleh U.K.-based Center for Macroeconomics dengan responden 100 ekonom dari berbagai Universitas di Eropa menyebutkan 50 responden menjawab mata uang digital bukanlah sebuah ancaman (threat) bagi stabilitas sistem keuangan, sementara 25 responden lainnya menjawab 'strongly not a threat'. Pernyataan ini juga selaras dengan suara petinggi Financial Stability Oversight Board (FSOC) di US yang mengatakan mata uang digital ini bukanlah sebuah ancaman sistem keuangan konvensional.
Meskipun nilai investasi di mata uang digital masih resiko investasi yang besar, realitasnya banyak yang mengatakan Bitcoin adalah Emas 2.0 karena nilainya yang sangat tinggi. Kemudahan transaksi dan bisa digunakan di mana saja. Pernyataan di atas saya kira ada benarnya, bitcoin selain dijadikan sebagai mata uang digital untuk transaksi internet tetapi juga bisa digunakan sebagai aset digital yang sewaktu-waktu bisa ditransaksikan.
Sebut saja di Venezuela dan Argentina, bitcoin sangat penting untuk melindungi aset individu di tengah terjangan badai inflasi yang melanda negara kawasan Amerika Latin tersebut. Tetapi saya tentu tidak menyarankan semua dana anda diletakkan di aset digital ini.
Menurut Standpoint Research pada tahun 2018 nilai Bitcoin akan melonjak sampai 500% dan akan menjadi salah satu mata uang paling berharga di dunia. Sebenarnya, tidak mengherankan kala mata uang digital ini melonjak 100%, 300% atau bahkan 500% dalam waktu beberapa bulan. Toh, karakter dasarnya memang sangat volatil dan sangat terdesentraslisasi. Meskipun saat ini nilai Bitcoin terjun bebas, potensi kembali menguatnya mata uang digital ini masih ada
Bagaimana respon industri dan pemerintah sejauh ini?
Jika di berbagai negara masih wait and see terhadap penggunaan mata uang digital ini, sebuah perusahaan di Jepang GMO Internet mulai menawarkan pembayaran gaji para karyawannya menggunakan Bitcoin, pihak perusahaan menyatakan bahwa karyawan bisa memilih opsi pembayaran gaji apakah melalui Bitcoin atau Cash Money.
Jika melirik ke industri khususnya yang berbasis internet, beberapa penjual (merchants) sudah menawarkan Bitcoin sebagai alat pembayaran. Sebut saja overstock dot com, retail yang menjual barang-barang secara online, expedisi, agen travel besar yang mulai kepincut Bitcoin, bahkan wordpress sudah mulai menggunakan Bitcoin untuk transaksi layanan yang diberikan. Saya prediksikan tahun 2018 akan semakin banyak merchants yang menggunakan Bitcoin dalam proses bisnisnya.
Memang, saat ini penerapan Blockchain dalam bidang keuangan (Bitcoin) itu masih 'dilarang' di beberapa negara. Tetapi teknologi jelmaan blockchain lain justru mulai digunakan diberbagai sektor seperti pemerintahan dan industri. Di Estonia teknologi blockchain akan diterapkan untuk pemilihan umum, di Delaware (US) blockchain digunakan untuk membantu operasional korporasi. Sedangkan Swedia akan menggunakan blockchain untuk manajemen properti kawasan. Bahkan Dubai akan menggunakan Blockchain untuk menjalankan seluruh operasional pemerintahannya pada tahun 2020. Sementara di Indonesia, hingga saat ini masih dalam posisi wait and see dalam penerapan teknologi baru ini.
Bagaimana untuk tahun 2018?
Disrupsi digital akibat pesatnya penerapan teknologi blockchain ini akan semakin terasa di tahun 2018, khususnya industri keuangan dan perbankan. Masifnya penggunaan mata uang digital ini akan membuat lembaga keuangan diprediksi akan mengalami disrupsi jika tidak bisa melakukan inovasi dalam layanannya. Tidak percaya? Lihatlah data berapa jumlah perbankan yang mulai mengurangi jumlah kepemilikan aset fisik, pemotongan karyawan hingga investasi di mata uang digital.
Prediksi penulis, ekosistem cryptocurrency tahun 2018 akan semakin berkembang dan dinamis, Bitcoin bahkan disebut akan menjadi investasi Emas (Gold 2.0), yang mana akan banyak digunakan untuk penyimpanan aset selain sebagai mata uang digital yang dipakai untuk transaksi internet. Analis perbankan Clif High mengatakan nilai Bitcoin akan menjadi tiga kali lipat tahun 2018 meskipun akan mengalami depresi cukup dalam sebelum kembali melonjak naik. Singkatnya 'kegaduhan' mata uang digital ini akan masih terus berlanjut di tahun depan dan membawa dampak yang lebih besar dibanding tahun sebelumnya.
Seiring dengan semakin tinggi fenomena adopsi mata uang samar ini di berbagai kawasan. Besar kemungkian mata uang 'samar' ini akan banyak digunakan untuk transaksi bisnis tanpa batas wilayah dan waktu. So, Kita tunggu saja bagaimana fenomena ini akan mengubah model bisnis dan industri konvensional yang sudah berakar kuat sebelumnya.
Putra Wanda
Mahasiswa Ph.D Jurusan Computer Science and Technology, HRBUST, China
Pengurus Pusat PPI Tiongkok
(ded/ded)