Majas pleonasme termasuk salah satu jenis majas penegasan. Pleonasme berasal dari bahasa Yunani yakni pleonasmos yang artinya berlebihan.
Lantas apa sebenarnya majas pleonasme? Berikut pengertian, ciri-ciri, dan contoh penggunaan majas pleonasme agar kamu lebih memahami.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari pleonasme adalah pemakaian kata-kata yang lebih dari yang diperlukan, atau terkesan dilebih-lebihkan.
Tak jauh berbeda, majas pleonasme adalah gaya bahasa yang digunakan dengan cara menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Dengan kata lain, majas pleonasme adalah penggunaan kata mubazir yang sebenarnya sudah jelas dan tidak perlu.
Tujuan penggunaan majas pleonasme ini, baik dalam karya sastra maupun dalam ujaran sehari-hari, adalah untuk menegaskan atau menekankan kalimat agar lebih kuat dan ekspresif.
Mungkin kamu pernah mendengar guru berkata, "Ayo anak-anak, kita turun ke bawah." Kalimat tersebut bisa digolongkan menggunakan majas pleonasme.
Sebab, kata "turun" sudah pasti ke bawah sehingga tidak perlu ditambah dengan kata "ke bawah" lagi. Hal ini termasuk dalam redundansi alias pemborosan kata. Tanpa menambah kata "ke bawah" pun, makna kalimat tersebut tidak akan berubah.
![]() |
Apabila kamu masih belum mengenali majas pleonasme dan penggunaannya dalam kalimat, berikut ciri-ciri majas pleonasme beserta contohnya.
1. Memiliki dua atau lebih kata yang bersinonim dalam satu kalimat
Contoh: Dian riang gembira menyambut hari libur panjang.
Kata "riang" dan "gembira" merupakan sinonim atau punya arti yang sama, sehingga termasuk dalam pemborosan kata.
2. Terdapat pengulangan bentuk jamak
Contoh: Semua orang tua murid telah hadir untuk rapat akhir tahun.
Kata "semua" dan "orang tua" menyebabkan kalimat tersebut menjadi boros. Karena terjadi pengulangan kata yang membuat artinya menjadi jamak. Hilangkan kata "semua" agar kalimat menjadi lebih jelas.
3. Terlalu berlebihan dan boros
Contoh: Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri.
Kalimat ini mengandung unsur berlebihan karena menggunakan kata "melihat" dan "mata". Kata melihat secara tidak langsung sudah menjelaskan bahwa menggunakan mata untuk menyaksikan kejadian tersebut.
Lihat Juga : |
Dirangkum dari Buku Ultra Lengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia (1993) oleh Nur Indah Sholikhati, berikut contoh kalimat lainnya yang mengandung majas pleonasme.
Demikian penjelasan terkait majas pleonasme, ciri-ciri, dan contohnya. Semoga bermanfaat.
Lihat Juga : |