Sama seperti makhluk hidup lainnya, hewan perlu melakukan reproduksi demi menjaga kelestarian spesiesnya. Jenis reproduksi pada hewan berbeda dengan manusia.
Jika pada manusia sistem reproduksi hanya dengan seksual atau generatif, sistem reproduksi hewan cukup unik karena mereka bisa memperbanyak diri dengan dua cara.
Selain bisa dengan cara seksual, hewan juga bisa bereproduksi dengan cara aseksual atau disebut juga vegetatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun terdapat dua sistem reproduksi, tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama, yakni untuk bisa menciptakan individu baru sehingga populasi mereka bisa bertambah. Dengan demikian, spesies mereka tetap bisa terus ada.
Agar lebih memahami tentang sistem reproduksi hewan, berikut jenis sistem reproduksi pada hewan seperti dilansir dari Britannica.
![]() |
Sistem reproduksi pada hewan yang pertama adalah dengan cara seksual (kawin), atau generatif. Pada sistem reproduksi seksual, maka akan melibatkan dua hewan dengan jenis kelamin yang berbeda, yakni jantan dan betina.
Dalam sistem reproduksi seksual, proses ini akan melibatkan alat kelamin dari hewan jantan dan juga alat kelamin dari hewan betina yang nantinya akan terjadilah proses pembuahan atau fertilisasi.
Menariknya, terdapat dua jenis pembuahan atau fertilisasi pada hewan jika dilihat dari tempat terjadinya pembuahan tersebut.
Yakni pembuahan di dalam tubuh atau fertilisasi internal dan pembuahan di luar tubuh atau fertilisasi eksternal.
![]() |
Fertilisasi internal adalah sebuah proses pembuahan yakni meleburnya sel sperma dan sel telur yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Fertilisasi internal ini terjadi pada kelompok hewan mamalia, reptil, dan aves (burung).
Terdapat tiga cara fertilisasi internal, yaitu ovipar (bertelur), ovovivipar (bertelur dan melahirkan), dan vivipar (melahirkan).
Sementara fertilisasi eksternal adalah proses pembuahan atau peleburan sel sperma dan sel telur yang terjadi di luar tubuh hewan betina. Pada proses ini, hewan jantan dan betina akan melepaskan sel telur dan sperma di habitatnya.
Biasanya, hewan yang berkembang biak dengan fertilisasi eksternal ini akan menghasilkan sel sperma dan sel telur berjumlah banyak. Hal ini dikarenakan persentase terjadinya pembuahan cukup kecil jika dibandingkan dengan fertilisasi internal.
Fertilisasi eksternal terjadi pada ikan laut, kerang, kepiting, dan udang.
Baca juga artikel seputar makhluk hidup lainnya:
Selain dengan cara seksual, jenis sistem reproduksi pada hewan juga bisa melalui sistem reproduksi aseksual.
Sistem reproduksi aseksual adalah proses perkembangbiakan tanpa melalui proses peleburan sel sperma dan sel telur untuk bisa menghasilkan individu baru.
Sistem reproduksi aseksual pada hewan ini umumnya terjadi pada hewan invertebrata atau hewan tidak memiliki tulang belakang. Meski begitu, dalam penelitian terdapat pula beberapa hewan vertebrata atau hewan bertulang belakang.
Terdapat tiga cara reproduksi aseksual pada hewan, yakni dengan pembentukan tunas, fragmentasi, dan partenogenesis.
Hewan juga bisa menumbuhkan tunas untuk menghasilkan keturunannya. Beberapa contoh hewan yang bisa menghasilkan tunas adalah hydra sp, coelenterata, dan polifer.
Fragmentasi ini terjadi dalam dua tahapan, yakni fragmentasi dan regenerasi. Pada tahap pertama, tubuh induk akan menjadi dua bagian.
Pada proses berikutnya, masing-masing bagian tersebut akan tumbuh menjadi individu baru. Contoh hewan yang bereproduksi dengan fragmentasi adalah volvox dan planaria.
Partenogenesis adalah proses reproduksi tanpa pembuahan dari sel telur dan sel sperma. Contohnya hewan lebah. Pada saat sel telur dibuahi, maka akan berkembang menjadi lebah betina yang bersifat steril.
Sementara sel telur yang tak dibuahi akan berkembang menjadi lebah jantan yang bersifat fertil.
Selain lebah, hewan seperti semut, kutu air, tawon, dan kutu daun juga diketahui bisa melakukan proses reproduksi dengan cara partenogenesis.
Demikian penjelasan mengenai jenis reproduksi pada hewan. Semoga bermanfaat!
(ahd/juh)