Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Nabi dan Rasul

CNN Indonesia
Selasa, 04 Jul 2023 08:00 WIB
Ilustrasi. Perbedaan nabi dan rasul yang sering dianggap sama (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)
Jakarta, CNN Indonesia --

Nabi dan rasul sering kali dianggap sama, padahal keduanya memiliki sejumlah perbedaan dalam Islam. Lantas, apa saja perbedaan nabi dan rasul?

Terdapat sejumlah perbedaan nabi dan rasul, mulai dari cara menerima wahyu hingga jumlahnya.

Berikut penjelasannya seperti dirangkum dari berbagai sumber.

1. Nabi menerima wahyu untuk diri sendiri

s birthday in Arabic Calligraphy style. Islamic architecture cartoon scenery background. Illustration." title="ilustrasi nabi muhammad" />Ilustrasi. Perbedaan nabi dan rasul yang sering dianggap sama (iStockphoto/REIMUSS)

Dikutip dari muslim.or.id, Allah memberi nabi wahyu untuk dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan pengertian nabi yang berasal dari kata an naba yang berarti kabar dalam bahasa Arab.

Artinya, Allah memberi kabar kepada nabi. Kabar ini berupa wahyu, tetapi hanya untuk diri nabi itu sendiri.

2. Rasul menerima wahyu untuk disebarkan

Sementara rasul berasal dari kata al irsal yang memiliki arti pengutusan untuk suatu tujuan.

Dengan demikian, rasul merupakan orang yang diutus Allah untuk membawa risalah atau pesan tertentu dan diperintahkan untuk menyebarkannya kepada manusia.

3. Nabi menerima wahyu melalui mimpi

Nabi menerima wahyu dari Allah melalui mimpi atau ilham. Artinya tidak selalu dalam kondisi sadar.

4. Rasul menerima wahyu melalui malaikat

Rasul menerima wahyu dari Allah melalui perantara, yaitu para malaikat. Maka dari itu, rasul menerima wahyu dalam keadaan sadar atau terjaga.

5. Nabi menyampaikan kabar kepada pengikutnya

Perbedaan nabi dan rasul berikutnya adalah terkait menyampaikan kabar.

Sebagian ulama berpendapat nabi sebenarnya juga bisa menyampaikan wahyu yang diterima kepada orang lain, tapi umumnya kepada para pengikutnya yang merupakan orang beriman.

6. Rasul menyampaikan kabar kepada kaum kafir

Rasul mendapat tugas untuk menyampaikan kabar kepada manusia lain, tidak hanya pengikutnya, tetapi juga kaum kafir.

Kaum kafir adalah mereka yang tidak percaya kepada Allah dan menentang ajaran Islam. Allah mengutus rasul untuk menyadarkan mereka agar mau menyembah Allah.

7. Rasul adalah nabi, namun nabi belum tentu rasul

Dalam Islam, rasul juga merupakan nabi, tetapi nabi belum tentu berstatus sebagai rasul. Hal ini merujuk pada gelar rasul Ulul Azmi.

Allah memberi gelar rasul tersebut karena mereka memiliki keteguhan hati yang luar biasa, sehingga memberi pembeda dari nabi-nabi lain.

Terdapat lima rasul Ulul Azmi dalam Islam, yaitu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad.

8. Jumlah nabi lebih banyak daripada rasul

Sebenarnya tidak ada yang tahu pasti mengenai jumlah nabi dan rasul. Sebab, hanya Allah yang mengetahuinya.

Dalam surat Al-Ghafir ayat 78 pun disebutkan jika rasul berjumlah beberapa, tetapi tidak rinci sebagai berikut.

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu, dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugi-lah orang-orang yang berpegang kepada yang batil."

Namun, Abu Dzar Al-Ghifari pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW mengenai jumlah nabi dan rasul. Menurutnya, nabi berjumlah sekitar 124 ribu, sementara rasul 313.

Hanya saja tidak semua tertulis dalam Al Quran. Sementara dalam Al Quran setidaknya diketahui ada 25 nabi dan rasul. Dari jumlah itu, lima di antaranya merupakan rasul Ulul Azmi.

Iman kepada Nabi dan Rasul

Kendati memiliki perbedaan, muslim harus beriman kepada nabi dan rasul Allah. Bahkan ini merupakan rukun iman yang keempat setelah iman kepada Allah, malaikat, dan kitab-kitab.

Hal ini tertuang dalam surat An-Nisa ayat 136 berikut.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِى نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

Perintah beriman kepada nabi dan rasul juga tertuang dalam surat Ali Imran ayat 84 sebagai berikut.

قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Artinya: Katakanlah, 'Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri'.

Itulah penjelasan mengenai perbedaan nabi dan rasul dalam Islam. Semoga memberi pencerahan.

(uli/juh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK