Teks anekdot adalah sebuah cerita singkat yang menyentil tetapi dibungkus dengan bahasa atau cara penyampaian yang menarik dan memiliki kesan lucu.
Ada banyak contoh teks anekdot yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab tujuan teks anekdot ini bisa menjadi sarana hiburan, mengkritik, atau sekadar membangkitkan tawa pembacanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umumnya, anekdot menceritakan orang-orang penting atau terkenal berdasarkan kejadian sebenarnya. Meski demikian, anekdot juga bisa berupa cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat.
Berikut kumpulan contoh teks anekdot yang dirangkum dari buku Teks Anekdot (2020) dan sumber lainnya.
Dua orang kader partai politik sebut saja Namanya Dewi dan Nikmah. Mereka bermaksud mencalonkan dirinya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Selain menyerahkan berkas pencalonannya ke KPI di daerahnya, Dewi dan Nikmah mengobrol sambal meminum teh di kantin gedung tersebut. Mereka berdua terlibat percakapan seru.
Dewi: "Nik, banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!"
Nikmah: " Kalau masalah itu, aku juga sudah tau, Wi!"
Dewi: "Saking kayanya mereka, mereka mampu punya baju termahal di Indonesia"
Niikmah: "Loh, maksudmu baju termahal itu apa?"
Dewi: "Ya, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK"
Nikmah: " Kok malah baju tahanan sih?" (bingung)
Dewi: "Iyalah, coba kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang negara Rp1 miliar dulu baru bisa pakai baju tersebut"
Nikmah: "Ohhh, begitu toh maksudmu, baru paham aku, hehe"
Mereka kemudian memesan teh lagi sambil mengenang teman-teman mereka yang sudah bisa pakai baju termahal tersebut.
Seorang ahli tata bahasa yang sombong naik perahu tambang. Ia melihat tukang perahu bersiap melajukan perahu.
"Naik! Berangkat!" seru tukang perahu.
Menganggap seruan tukang perahu tidak jelas, ia berseru pada tukang perahu, "Hei, sudahkah kamu mempelajari tata bahasa?"
"Belum," kata tukang perahu. Ahli bahasa itu berkata lagi, "Kalau begitu, hidupmu sia-sia."
Tukang perahu itu sedih. Angin tiba-tiba bertiup kencang dan terjadi gelombang di danau. Tukang perahu itu berseru pada si ahli bahasa.
"Hei, sudahkah kamu belajar berenang?"
"Belum," jawab si ahli bahasa.
"Kalau begitu, seluruh hidup dan kepandaianmu akan sia-sia," jawab tukang perahu. "Sebentar lagi perahu ini akan tenggelam."
Setiap hari orang tua Iwan selalu bekerja. Mereka jarang pulang ke rumah karena harus mengisi acara seminar hingga diklat.
Satu bulan tidak bertemu, ayahnya rindu. Ia menelepon anaknya untuk menguji, apakah si anak juga rindu.
"Wan, apakah kau sayang orang tuamu?"
"Sayang, aku selalu merindukan ayah dan ibu saat sendiri di rumah," kata Iwan berbohong.
Bapaknya lega mendengar perkataan Iwan. Ia berdoa, "Ya Tuhan, terima kasih sudah titipkan anak yang baik, berikan ia hukuman jika ia salah."
Seketika Iwan pingsan.
Singaparwa adalah negara bersih yang melarang buang sampah sembarangan. Saat Azam sedang berlibur, ia tak tahu akan larangan ini.
Ia merokok sendirian di bangku taman. Puntung rokoknya ia buang dan injak dengan kaki kanan.
"Maaf, Anda didenda karena buang puntung rokok sembarangan," kata petugas yang menghampirinya.
"Maaf Pak, saya tidak tahu, saya turis dari negara Iwawawa," dalih Iwan.
"Oh, ya, sudah. Sudah sering," kata petugas berlalu.
Lihat Juga : |
Nasruddin sedang tidak punya uang. Ia berselimut saja saat angin bertiup kencang.
"Alangkah nikmatnya punya semangkuk sup saat dingin begini," pikir Nasruddin.
Saat melamun, tiba-tiba pintunya diketuk.
"Ibu menyuruhku menanyakan, apakah Mullah punya sup?" tanya perempuan di pintunya.
"Ya Allah, rupanya tetanggaku bisa mencium isi pikiranku," kata Nasruddin.
Itulah beberapa kumpulan contoh teks anekdot. Dari contoh di atas, kamu juga bisa membuat teks anekdot sesuai dengan cerita sendiri.
(avd/juh)