Tahukah kamu apa itu devaluasi? Devaluasi adalah salah satu cara dari pemerintah untuk memperbaiki perekenomian negara.
Dalam kondisi tertentu, pemerintah terpaksa harus menurunkan nilai mata uangnya atau disebut devaluasi untuk memperbaiki ekonomi dan membuat nilai mata uangnya kuat. Untuk lebih memahaminya, simak pengertian devaluasi, jenis, dan contoh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), devaluasi adalah penurunan nilai uang yang dilakukan dengan sengaja terhadap uang luar negeri atau emas untuk memperbaiki perekonomian.
Dalam buku Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas XI oleh Agus Mahfudz, Leni Permana, dan Sri Nur Mulyani, devaluasi adalah tindakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang negaranya terhadap nilai mata uang negara lain secara mendadak dan dalam perbedaan yang cukup besar.
Bisa juga penurunan nilai-nilai (exchange rate) secara resmi atas mata uang domestik terhadap valuta asing atau mata uang dari negara-negara lain.
Tindakan ini mengakibatkan harga barang-barang negara lain menjadi relatif lebih murah di pasaran luar negeri. Namun sebaliknya, harga barang-barang negara lain menjadi relatif mahal di pasaran dalam negeri.
Tindakan tersebut memungkinkan suatu negara dalam jangka pendek dapat menaikkan ekspornya dan mengurangi impornya. Sebab, makin tinggi tingkat yang dilakukan, makin baik daya saing negara yang bersangkutan terhadap negara lain.
Terdapat empat tujuan devaluasi yang biasanya dilakukan dalam rangka memperbaiki neraca pembayaran luar negeri sehingga kurs mata uang asing menjadi lebih stabil, yakni
Dilansir dari laman Corporate Finance Institute, berikut beberapa penyebab devaluasi.
Defisit perdagangan internasional membuat pemerintah mengambil kebijakan devaluasi. Hal ini terjadi karena impor barang lebih besar daripada ekspor.
Dengan dilakukannya devaluasi, diharapkan neraca perdagangan menjadi kembali normal.
Penyebab devaluasi berikutnya adalah minim ekspor yang dapat terjadi karena tingginya nilai mata uang negara dibandingkan mata uang asing.
Dengan melakukan devaluasi, harga barang ekspor menjadi lebih murah di mata asing sehingga merangsang kegiatan ekspor agar makin meningkat.
Penyebab selanjutnya adalah impor yang tinggi. Impor yang terlalu tinggi kemungkinan terjadi karena kualitas barang impor lebih baik atau lebih murah.
Dengan dilakukannya devaluasi, harga barang impor makin tinggi. Hal ini dapat mendorong masyarakat beralih ke produk dalam negeri sehingga impor menjadi berkurang.
Utang tinggi juga bisa menjadi penyebab devaluasi. Jika pemerintah memiliki utang negara yang menghambat perekonomian, devaluasi bisa dilakukan untuk mengurangi nilai mata uang.
Misalnya pemerintah harus membayar utang 2 dolar tiap bulan sebagai bunga atas utangnya saat ini. Jika mata uang didevaluasi setengahnya, maka pembayaran bunga hanya sebesar 1 dolar.
Perekonomian yang lesu membuat lapangan pekerjaan berkurang dan bisa meningkatkan jumlah pengangguran di suatu negara. Pemerintah dapat melakukan devaluasi guna memperbaiki ekonomi negara.
Berikut ini adalah jenis-jenis devaluasi.
Devaluasi halus adalah devaluasi yang berdampak pada depresiasi hingga 5 persen per tahun. Devaluasi ini hampir tidak berpengaruh pada perekonomian karena nilainya tidak melebihi fluktuasi nilai tukar rata-rata.
Devaluasi sedang adalah devaluasi yang berdampak pada depresiasi antara 5-15 persen per tahun. Devaluasi ini merangsang ekspor karena harga produk dalam mata uang asing berkurang.
Devaluasi cepat yakni berdampak pada depresiasi antara 15-25 persen per tahun. Devaluasi ini merangsang ekspor, tetapi konsumen domestik mulai merasakan peningkatan nilai impor yang signifikan.
Depresiasi yang cepat dapat berdampak baik untuk negara-negara dengan neraca perdagangan positif. Dalam hal ini, keuntungan dari peningkatan ekspor menutupi kerugian dari kenaikan biaya impor.
Devaluasi terus-menerus berdampak pada depresiasi lebih dari 25 persen per tahun. Devaluasi jenis ini bisa merusak perekonomian nasional dan merupakan salah satu faktor krisis ekonomi.
Di sisi lain, situasi seperti itu bisa mengurangi permintaan efektif untuk impor, karena impor menjadi lebih mahal dengan sangat cepat.
Devaluasi terus-menerus juga memiliki dampak buruk yang signifikan pada sistem perbankan nasional dan mendevaluasi tabungan bisnis dan individu dalam mata uang nasional.
Berikut ini contoh devaluasi yang pernah diambil pemerintah di masa Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto.
Kebijakan devaluasi diambil pada tahun 1950 yang dikenal dengan sebutan 'Gunting Syafrudin'.
Devaluasi dilakukan dengan cara menggunting uang kertas Oeang Republik Indonesia (ORI) bernilai 5 rupiah ke atas dan menukarkan dengan nilai uang setengahnya.
Kebijakan devaluasi diambil saat itu karena Amerika Serikat menghentikan pertukaran dolar dengan emas.
Devaluasi dilakukan pemerintah di tahun 1978 akibat penurunan penjualan minyak bumi. Akibatnya, negara mengalami defisit perdagangan.
Kebijakan ini diambil karena banyak faktor, terutama karena harga minyak bumi yang terus merosot.
Setelah dilakukan devaluasi, pemerintah berhasil menggenjot ekspor nonmigas dan meningkatkan devisa negara.
Demikian penjelasan mengenai apa itu devaluasi. Selamat belajar!
(juh)