Apa Itu Tawadhu, Keutamaan, dan Contohnya dalam Kehidupan
Dalam Islam, tawadhu adalah sikap rendah hati yang harus dimiliki seorang muslim. Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya memahami apa arti tawadhu.
Selain itu, tawadhu juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun seperti apa tawadhu yang dimaksud?
Ibnu Hajar pernah berkata: "Tawadhu adalah menampakkan diri lebih rendah pada orang yang ingin mengagungkannya. Ada pula yang mengatakan bahwa tawadhu adalah memuliakan orang yang lebih mulia darinya." (Fathul Bari, 11: 341)
Untuk lebih jelasnya, simak pengertian apa itu tawadhu, keutamaan, dan contohnya dalam kehidupan.
Pengertian Tawadhu
Merujuk buku Akidah Akhlak Kelas VII Kementerian Agama (2020), pengertian tawadhu adalah sikap dan perbuatan manusia yang menunjukkan adanya kerendahan hati, tidak sombong, tidak tinggi hati, dan tidak mudah tersinggung.
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata tawadhu atau tawadu adalah membersihkan sebagian anggota badan.
Sederhananya, tawadhu artinya lebih sederhana dalam bersikap tetapi bukan berarti jadi merendahkan diri sendiri.
Tawadhu juga dapat bermakna sebagai sebuah tindakan yang percaya diri tapi tetap tidak merasa diri kita lebih baik dari orang lain walau sebenarnya memiliki banyak kelebihan.
Dengan memiliki sikap tawadhu, kita akan senantiasa merendahkan diri kepada Allah dan tidak berbuat semena-mena atau memandang remeh orang lain.
Orang yang memiliki sifat tawadhu tidak berambisi menjadi orang terkenal. Ia juga berkenan bergaul dengan fakir miskin, menjunjung tinggi kebenaran, dan suka membantu.
Allah Swt. berfirman dalam QS. Al Furqan: 63, bahwa Allah mengasihi hamba-Nya yang bersifat tawadhu.
وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلْجَٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَٰمًا
Artinya: "Adapun hamba-hamba Tuhan yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di Bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan salam."
Keutamaan Tawadhu
Dirangkum dari buku Ihya Ulumiddin 7: Pintu Taubat oleh Imam Al-Ghazali dan sumber lainnya, berikut ini keutamaan sikap tawadhu.
1. Terhindar dari sikap sombong
Dengan bertawadhu, seseorang dapat terhindar dari sikap sombong dan tidak adil. Diriwayatkan dalam hadis Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَىَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِى أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
Artinya: "Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu sehingga kalian tidak merasa bangga diri lagi sombong terhadap orang lain dan tidak pula berlaku aniaya terhadap orang lain."
2. Diangkat derajatnya oleh Allah Swt.
Allah Swt. akan memuliakan dan mengangkat derajat orang-orang yang bertawadhu sehingga manusia pun akan menghormatinya.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah Saw bersabda:
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
Artinya: "Dan tidaklah seorang bertawadhu dengan niat semata-mata hanya karena Allah SWT, melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengangkat derajatnya." (HR. Muslim)
3. Diterima sholatnya
Allah Swt menurunkan wahyu kepada Nabi Musa sebagai berikut:
"Sesungguhnya aku menerima sholat orang yang bersikap tawadhu karena kebesaranKu. Ia tidak mengagungkan dirinya atas makhlukKu. Ia menetapkan berzikir kepadaKu. Dan ia menahan dirinya dari nafsu syahwat karena aku."
4. Tawadhu bagian dari ketakwaan
Rasulullah juga pernah bersabda: "Sifat pemurah adalah bagian dari takwa. Kemuliaan adalah siapa yang mau bersikap tawadhu. Dan, keyakinan adalah bagian dari kekayaan."
Contoh Sikap Tawadhu
Berikut ini adalah contoh-contoh sikap tawadhu dalam kehidupan sehari-hari yang dihimpun dari buku Islam Sufistik: Membumikan Ajaran Tasawuf yang Humanis, Spiritualis, dan Etis.
- Memenuhi undangan tanpa pandang bulu.
- Menerima hadiah meski hanya seteguk susu atau sepoton paha kelinci.
- Menerima kebenaran dari orang lain dan menjalankan kebenaran tersebut.
- Menjaga keseimbangan antara sikap tinggi hati dan rendah hati.
- Menjaga anugerah dan tidak memamerkan atau membangga-banggakannya.
- Menyadari bahwa manusia lahir tanpa membawa apa-apa dan akan meninggal tanpa membawa apa-apa.
- Menerima kritik dan saran dari orang lain.
- Menerima ujian dan cobaan hidup.
- Menerima kekalahan dengan lapan dada.
- Mensyukuri apa yang dimiliki.
Demikian pengertian apa itu tawadhu dilengkapi keutamaan dan contohnya. Semoga bermanfaat!
(juh)