Khiyar majlis merupakan istilah yang biasanya ditemui dalam jual-beli dan kegiatan ekonomi lainnya. Untuk mengetahui apa itu khiyar majlis, maka harus memahami terlebih dahulu pengertiannya.
Khiyar majlis adalah kondisi ketika pembeli dan penjual boleh memilih antara dua hal selama keduanya masih tetap berada di tempat transaksi berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk lebih jelasnya, berikut pengertian, jenis, dan hukum khiyar majlis dalam Islam yang dihimpun dari berbagai sumber.
Dilansir dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (2019), khiyar majlis adalah kondisi ketika pembeli dan penjual boleh memiliki antara dua perkara selama keduanya masih tetap berada di tempat jual-beli.
Merujuk ke dalam bahasa Arab, kata khiyar merupakan bentuk masdar dari kata kerja Al Ikhtiyar yang berarti memilih atau menyaring. Selain khiyar majlis terdapat beberapa jenis khiyar lainnya.
Sementara menurut istilah ahli fikih, khiyar adalah hak orang yang melangsungkan sebuah akad untuk memilih dan menentukan bagi dirinya yang terbaik antara dua hal, yakni meneruskan akad perjanjian atau membatalkannya.
Dikutip dari laman Muslim, dalam fikih Islam, hak khiyar memiliki beragam rupa dan bentuk. Ada yang disepakati akan keabsahannya dan ada juga yang masih diperselisihkan hukumnya.
Tujuannya adalah untuk menegakkan keadilan di antara manusia dan menyelesaikan perselisihan yang terjadi serta mencegah terjadinya kerugian dan bahaya bagi seseorang.
Dalam konteks ekonomi Islam, khiyar adalah salah satu konsep yang memberikan landasan dalam transaksi jual beli atau kontrak dalam perdagangan menurut hukum Islam.
Terdapat beberapa bentuk atau jenis khiyar dalam ekonomi Islam. Berikut jenisnya yang dikutip dari buku Ajar Hukum Perlindungan Konsumen (2023).
Khiyar majlis adalah khiyar yang memberikan hak kepada salah satu pihak untuk membatalkan transaksi selama masih berada dalam majelis atau saat perjanjian transaksi belum selesai.
Sebagai contoh salah satu pihak dalam transaksi menginginkan untuk membatalkan transaksi sebelum perjanjian transaksi selesai, pihak tersebut memiliki hak untuk melakukannya.
Khiyar syarat adalah bentuk khiyar yang memungkinkan salah satu pihak transaksi untuk memilih melanjutkan atau membatalkan transaksi berdasarkan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati sebelumnya.
Misalnya, syarat bahwa pembeli memiliki pilihan untuk membatalkan transaksi dalam jangka waktu tertentu jika produk yang diterima tidak sesuai dengan deskripsi atau kualitas yang dijanjikan.
Terakhir adalah khiyar aibi, yakni bentuk khiyar yang memberikan pilihan kepada pembeli untuk membatalkan transaksi jika terdapat cacar atau cacat yang terungkap pada produk yang dibeli setelah diterima.
Contohnya saat pembeli membeli sebuah produk dan kemudian menemukan cacat yang tidak diketahui sebelumnya setelah menerima produk tersebut. Dalam kondisi tersebut, pembeli memiliki pilihan untuk membatalkan transaksi.
Khiyar tadlis adalah prinsip khiyar yang mengatur tentang pemilihan atau pembatalan transaksi dalam jual beli jika terdapat penipuan atau penyembunyian informasi oleh salah satu pihak dalam transaksi.
Dalam hal ini, pembeli memiliki khiyar tiga hari untuk mengembalikan barang tersebut.
Khiyar al Ghabn al Fahisy atau disebut juga khiyar al Mustarsil adalah kondisi di mana penjual dan pembeli ditipu. Maka ia memiliki khiyar untuk membatalkan akad.
Khiyar ru'yah adalah prinsip khiyar yang memberikan hak kepada pembeli untuk memeriksa atau melihat barang yang akan dibeli sebelum melakukan transaksi jual beli.
Jika pelaku usaha menjual barang tetapi barang tidak ada di majelis jual beli, maka bila pembeli kemudian melihat barang tersebut dan tidak sesuai dengan yang diinginkan maka pembeli berhak untuk membatalkan diri dari akad jual beli.
Prinsip khiyar ta'yin adalah mengatur tentang hak pembeli untuk memilih atau menetapkan harga pada suatu barang dalam transaksi jual beli,
Khiyar ini memberikan hak kepada pembeli untuk menentukan harga barang setelah melakukan transaksi jual beli.
Pembeli dapat memilih untuk menerima barang dan menetapkan harga yang dianggap pantas, atau membatalkan transaksi jika harga yang ditetapkan penjual tidak sesuai harapan.
Dalam Islam, hukum khiyar sendiri adalah mubah, baik bagi pembeli maupun penjual. Meskipun demikian, khiyar dapat menjadi haram hukumnya apabila digunakan sebagai sarana menipu dan berdusta.
Dasar hukum dari pelaksanaan khiyar adalah sabda dari Nabi Muhammad Saw sebagai berikut: "Engkau berhak khiyar dalam tiap-tiap barang yang engkau beli selama tiga malam, jika engkau suka maka ambillah dan jika tidak suka maka kembalikanlah kepada pemiliknya," (H.R. Ibnu Majah).
Berikut landasan dasar yang disyariatkan khiyar majlis berdasarkan hadis-hadis Nabi Saw yang dihimpun dari laman Muhammadiyah.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنْ رَسُوْلِ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: إِذَا تَبَايَعَ الرَّجُلاَنِ فَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا وَكَانَا جَمِيْعًا أَوْ يُخَيِّرُ أَحَدُهُمَا الْآخَرَ فَإِنْ خَيَّرَ أَحَدُهُمَا الآخَرَ فَتَبَايَعَا عَلَى ذَلِكَ فَقَدْ وَجَبَ الْبَيْعَ وَإِنْ تَفَرَّقَا بَعْدَ أَنْ تَبَايَعَا وَلَمْ يَتْرُكْ وَاحِدٌ مِنْهُمَا الْبَيْعَ فَقَدْ وَجَبَ الْبَيْعَ. - رواه البخاري ومسلم
Artinya: "Dari Ibnu Umar ra. dari Rasulullah Saw, bahwa beliau bersabda, "Apabila ada dua orang melakukan transaksi jual beli, maka masing-masing dari mereka (mempunyai) hak khiyar, selama mereka belum berpisah dan mereka masih berkumpul atau salah satu pihak memberikan hak khiyarnya kepada pihak yang lain.
Namun jika salah satu pihak memberikan hak khiyar kepada yang lain lalu terjadi jual beli, maka jadilah jual beli itu, dan jika mereka telah berpisah sesudah terjadi jual beli itu, sedang salah seorang di antara mereka tidak (meninggalkan) jual belinya, maka jual beli telah terjadi (juga)." (HR. Al.Bukhari dan Muslim)
عَنْ عَمْرُو ابْنُ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا إِلاَّ أَنْ تَكُونَ صَفْقَةَ خِيَارٍ وَلاَ يَحِلُّ لَهُ أَنْ يُفَارِقَ صَاحِبَهُ خَشْيَةَ أَنْ يَسْتَقِيلَهُ - رواه الترميذى والنسائي
"Dari Amr bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: "Pembeli dan penjual (mempunyai) hak khiyar selama mereka belum berpisah, kecuali jual beli dengan akad khiyar, maka seorang di antara mereka tidak boleh meninggalkan rekannya karena khawatir dibatalkan." (HR. Tirmidzi dan Nasa'i).
Menurut pendapat ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah adanya khiyar majelis bagi pihak penjual maupun pembeli selama keduanya masih berada dalam majelis (tempat) akad yang sama. Mereka berdalil dengan perkataan nabi.
الْبَيِّعانِ بالخِيارِ ما لَمْ يَتَفَرَّقا، فإنْ صَدَقا وبَيَّنا بُورِكَ لهما في بَيْعِهِما، وإنْ كَذَبا وكَتَما مُحِقَ بَرَكَةُ بَيْعِهِما.
"Dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual beli) selama keduanya belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan menampakkan dagangannya, maka keduanya diberkahi dalam jual belinya. Namun, apabila keduanya menyembunyikan dan berdusta, maka akan dihapus keberkahan jual beli keduanya." (HR. Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532)
Khiyar yang dimaksudkan di dalam hadis adalah khiyar majelis, dan perpisahan yang dimaksudkan di dalam hadis adalah berpisahnya badan keduanya sebagaimana hal ini dikemukakan juga oleh sahabat Ibnu Umar dan Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu 'anhuma. Hal ini juga dikuatkan dengan hadis.
ما لم يتفرَّقا وكان جميعًا
"Selama keduanya belum berpisah dan mereka masih bersama-sama (satu majelis)." (HR. Bukhari no. 2112 dan Muslim no. 1531)
Demikian penjelasan mengenai apa itu khiyar majlis dan hukumnya. Semoga bermanfaat.