Tidak hanya Bumi yang memiliki gravitasi, Bulan juga memiliki gravitasi yang dapat memengaruhi sesuatu yang terjadi di Bumi.
Akibat gravitasi Bulan terhadap Bumi yaitu terjadi pasang naik dan pasang surut air laut. Selain Bulan, hal tersebut juga dipengaruhi oleh gravitasi Matahari.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gravitasi sendiri adalah gejala yang muncul pada interaksi antara dua benda yang memiliki gaya yang tarik-menarik, seperti dikutip dari buku Fisika Kelas XII Semester 1 SMA.
Menurut Sir Isaac Newton, jatuhnya apel ke permukaan tanah disebabkan oleh gaya tarik Bumi. Sebab, setiap dua benda bermassa di alam ini akan tarik-menarik.
Dikutip dari buku Siap Menghadapi UASBN SD 2010 terbitan Grasindo, pasang naik dan pasang surut air laut disebabkan oleh adanya gravitasi Bumi dan gravitasi Matahari.
Namun gravitasi Bulan mempunyai pengaruh besar terhadap pasang naik dan pasang surut air laut dibanding gravitasi Matahari.
Hal itu disebabkan jarak Bulan terhadap Bumi lebih dekat daripada jarak Bumi ke Matahari. Pasang naik (tertinggi) terjadi jika Matahari dan Bulan tarik-menarik pada sisi yang sama.
Sementara pasang surut (terendah) terjadi apabila Matahari dan Bulan membentuk sudut siku-siku 90 derajat.
Melansir laman Direktorat Sekolah Menengah Pertama, pasang surut air laut terjadi secara periodik dan bergantung pada posisi Bumi terhadap Bulan dan Matahari.
Periode pasang surut bisa bervariasi dari satu tempat dengan tempat lainnya. Periode saat permukaan air naik disebut pasang.
Sementara periode saat permukaan air laun turun disebut surut. Variasi permukaan air laut menimbulkan arus yang disebut arus pasang surut.
Fenomena pasang surut air laut dibedakan menjadi dua jenis, yakni pasang purnama (spring tides) dan pasang perbani (neap tides).
Pasang purnama terjadi ketika Bumi, Bulan, dan Matahari berada dalam satu garis lurus. Posisi tersebut akan menghasilkan gelombang pasang yang sangat tinggi dan surut yang sangat rendah.
Pasang purnama ini terjadi ketika bulan baru dan bulan purnama. Kemudian ada yang disebut sebagai pasang perbani.
Pasang perbani terjadi ketika posisi Bumi, Bulan, dan Matahari membentuk sudut tegak lurus atau 90 derajat.
Pada waktu tersebut akan terjadi pasang yang rendah dan surut yang tinggi. Pasang perbani terjadi saat Bulan seperempat atau tiga per empat.
Pasang surut air laut juga dibedakan menjadi tiga tipe berdasarkan frekuensi air pasang dan surut setiap harinya. Hal tersebut disebabkan karena perbedaan respons setiap lokasi perairan terhadap gaya pembangkit pasang surut, yakni:
Pada pasang surut condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal) dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi terkadang juga terjadi dua kali pasang surut.
Sementara pada pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal) di mana terjadi dua kali pasang surut dalam sehari, tetapi tinggi dan periode pasang surutnya berbeda.
Besar percepatan gravitasi Bulan adalah seperenam percepatan gravitasi Bumi, seperti ditambahkan dari buku IPA Terpadu SMP dan MTs untuk Kelas VIII Semester 2.
Oleh sebab itu, berat benda di Bulan seperenam berat benda di Bumi. Kecilnya gaya gravitasi Bulan menyebabkan partikel-partikel yang ringan tidak dapat bertahan di permukaan Bulan.
Hal ini mengakibatkan Bulan tidak memiliki atmosfer karena gas yang menyusun atmosfer meninggalkan Bulan.
Lihat Juga : |
Demikian penjelasan mengenai akibat gravitasi bulan. Selamat belajar dan semoga bermanfaat!
(juh)