Persilangan monohibrid adalah persilangan yang dilakukan antara dua individu yang berbeda dalam satu pasang gen atau satu sifat saja.
Contoh persilangan monohibrid biasanya banyak digunakan untuk berbagai keperluan seperti pada tanaman, peternakan, hingga perkebunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Modul Biologi Kelas XII Kemendikbud (2020), monohibrid atau monohibridisasi adalah suatu persilangan atau pembastaran dua individu sejenis dengan satu sifat beda.
Maksud pada persilangan ini, kita hanya dapat memerhatikan satu sifat saja, seperti warna bunga (merah, putih, kuning, dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong, dsb).
Pada persilangan monohibrid berlaku Hukum Mendel I. Sebab pada saat pembentukan gamet, alel-alel yang sebelumnya berpasangan mengalami pemisahan secara bebas dalam dua sel gamet.
Misalnya pada peternakan, persilangan monohibrid dilakukan antara sapi perah FH (perah tinggi) dengan sapi lokal.
Nantinya persilangan monohibrid tersebut akan menghasilkan jenis sapi perah turunan yang adaptif dan produktivitas tinggi.
Artinya, pada sapi keturunan pertama (F1) hanya akan menunjukkan ciri-ciri yang sama dengan salah satu sifat induknya.
Ada beberapa hal yang bisa diidentifikasi dari persilangan monohibrid. Berikut ciri-ciri persilangan monohibrid.
Pada proses persilangan pewarisan sifat terdapat istilah-istilah yang sering digunakan di dalamnya:
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tabel dan contoh persilangan monohibrid.
![]() |
Induk 1 (P1) = mawar merah (homozigot, genotipe RR)
Induk 2 (P2) = mawar putih (homozigot, genotipe rr)
F1 (keturunan pertama) = 100% mawar merah (heterozigot, genotipe Rr)
F2 (keturunan kedua) = 25% mawar merah (RR), 50% mawar merah (Rr), 25% mawar putih (rr)
Induk 1 (P1) = jantan kelinci bulu pendek (homozigot dominan, genotipe BB)
Induk 2 (P2) = betina kelinci bulu panjang (homozigot resesif, genotipe bb)
F1 (keturunan pertama) = 100% bulu pendek (heterozigot, genotipe Bb)
F2 (keturunan kedua) = 25% bulu pendek, 50% bulu pendek, 25% bulu panjang
Induk 1 (P1) = ayam petelur (tinggi produktivitas, dominan)
Induk 2 (P2) = ayam kampung (adaptif, resesif)
F1 (keturunan pertama) = produktivitas telur tinggi dan adaptif (heterozigot)
F2 (keturunan kedua) = kombinasi sifat kedua tetua
Itulah beberapa contoh persilangan monohibrid, lengkap dengan istilah dan table gambar untuk mencari jumlah gamet.
(avd/fef)