Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Pelaku perilaku menyimpang ini disebut dengan devian.
Sebelum mengetahui apa saja ciri-ciri perilaku menyimpang, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu apa pengertiannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa definisi perilaku menyimpang menurut beberapa tokoh sosiologi. Untuk lebih memahaminya, simak ulasannya di bawah ini.
Berikut pengertian perilaku menyimpang dari para ahli sosiologi yang dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Sosiologi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020).
1. James Vender Zender
Menurut James Vender Zender, perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah orang.
2. Bruce J Cohen
Bruce J Cohen mendefinisikan perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
3. Robert M.Z. Lawang
Sementara Robert M.Z. Lawang mengartikan perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial. Kemudian hal tersebut menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.
Menurut Paul B Horton penyimpangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Menurut Lemert (1951), penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk yakni penyimpangan primer dan sekunder. Berikut penjelasannya:
Penyimpangan primer dilakukan seseorang tetapi masih dapat diterima oleh masyarakat. Contohnya adalah pengemudi yang sesekali melanggar lalu lintas.
Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara dan tidak dilakukan secara berulang sehingga masih dapat diterima oleh masyarakat.
Penyimpangan sekunder dilakukan secara terus menerus sehingga pelakunya dikenal sebagai orang yang memiliki perilaku menyimpang.
Contohnya adalah orang yang mabuk, melakukan pencurian, penodongan, pemerkosaan, dan sebagainya secara terus-menerus.
Sementara menurut pelakunya, penyimpangan dibedakan menjadi dua, yakni penyimpangan individu dan kelompok.
Penyimpangan individu dilakukan oleh seseorang atau individu tertentu terhadap norma-normal yang berlaku dalam masyarakat. Contohnya, sendirian melakukan pencurian.
Penyimpangan kelompok dilakukan oleh sekelompok orang terhadap norma-norma masyarakat, contohnya geng penjahat.
Ditambahkan dari buku Penghantar Ringkas Sosiologi terbitan Prenada Media (2020), tidak semua perilaku menyimpang bersifat negatif, tetapi ada kalanya perilaku menyimpang justru dianggap benar.
Merujuk teori relativitas penyimpangan, maka akan timbul persoalan baru (Heckert, 1989). Untuk memudahkan memahaminya simak contohnya di bawah ini.
Sebagai contoh, jika dalam kenyataannya dari pola-pola perilaku masyarakat setempat secara mayoritas memiliki kebiasaan yang menyimpang seperti berzina, judi, minum-minuman keras.
Kemudian ada satu dua orang yang tekun beribadah, tidak mau mengikuti pola-pola kebanyakan orang sebab menurutnya hal itu adalah menyimpang.
Perilaku minoritas yang tidak sejalan dengan perilaku masyarakat secara mayoritas tersebut dikategorikan sebagai bentuk penyimpangan positif (Ben-yehuda 1990).
Penyimpangan negatif merupakan tindakan yang dipandang rendah, melanggar nilai-nilai sosial, dicela, dan pelakunya tidak dapat diterima masyarakat.
Perilaku menyimpang ini biasanya berakibat merugikan, menyakiti, bahkan menghilangkan nyawa orang. Contohnya pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, dan sebagainya.
Akan tetapi, ada juga penyimpangan yang tidak merugikan atau menyakiti orang lain tapi dikategorikan sebagai tindakan menyimpang.
Contohnya berbuat tidak sopan, tindakan asusila (melacurkan diri), mengonsumsi narkoba, bunuh, diri, dan hal-hal lainnya yang cenderung ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah.
Demikian penjelasan tentang pengertian dan ciri-ciri perilaku menyimpang. Selamat belajar.
(juh)