Mengenal Sengkuni, Tokoh Wayang yang Licik dan Haus Kekuasaan
Kamu mungkin sering mendengar kata sengkuni. Biasanya kata ini digunakan untuk memanggil atau merujuk pada seseorang lantaran sifat yang melekat padanya.
Sengkuni atau Sangkuni adalah tokoh wayang yang melambangkan orang yang pandai bicara dan banyak akal. Akan tetapi, sengkuni juga suka memfitnah, menghasut, dan mencelakakan orang lain.
Tak heran, sebutan sengkuni pun tidak hanya ditujukan pada manusia tapi juga untuk keadaan yang penuh intrik.
Misalnya saat orang-orang di media sosial mengomentari dengan mengadu domba. Situasi yang tidak kondusif seperti itu, bisa dikatakan sengkuni.
Untuk lebih memahaminya, di bawah ini adalah penjelasan mengenai apa itu Sengkuni yang dihimpun dari berbagai sumber.
Mengenal sosok Sengkuni dalam pewayangan
Merujuk buku Psikologi Raos dalam Wayang, Sengkuni adalah tokoh dalam pewayangan Jawa. Diceritakan saat lahir, Sengkuni dirasuki Batara Dwapara yang memiliki sifat sirik, dengki, dan berakal busuk.
Batara Dwapara adalah Dewi Kelicikan yang tinggal di Kahyangan Argawuni. Ia kerap mengadu domba dewa-dewa lain sehingga terjadi pertikaian di kahyangan.
Melihat hal itu, Sang Hyang Widhi yang merupakan Tuhan dalam Hindu Dharma mengutuk Batara Dwapara menjadi manusia karena sikap buruknya tersebut.
Saat Batara Dwapara turun ke dunia, permaisuri Raja Awu-Awu Langit atau Kerajaan Gandara sedang bersalin. Kemudian, Batara Dwapara segera merasuki tubuh bayi bernama Harya Suman alias Sengkuni.
Setelah dewasa, Sengkuni mengabdi pada Raja Astina bernama Prabu Panda Dewanata. Akan tetapi, Sengkuni memfitnah Patih Gandamana yang merupakan Patih Kerajaan Astina.
Hal itu membuat sang patih harus meninggalkan kedudukannya dan Sengkuni meraih jabatan Gandamana.
Sengkuni dalam politik
Sengkuni adalah refleksi orang yang ingin orang lain celaka. Karakter Sengkuni yang licik, gemar melakukan adu domba, dan haus akan kekuasaan kerap dikaitkan dengan tokoh atau dunia politik.
Istilah Sengkuni pun kerap muncul dan viral di media sosial, digunakan sebagai bahasa gaul untuk kondisi politik yang pelik saat ini. Apabila ditarik ke konteks politik, istilah Sengkuni yang selalu muncul dalam kontroversi politik adalah sebagai analogi perebutan kekuasaan.
Dalam kontestasi politik, kerap terjadi manipulasi, penyebaran hoaks, hingga black campaign yang mirip dengan taktik Sengkuni.
Demikian penjelasan apa itu Sengkuni dalam konteks sejarah pewayangan dan juga konteks modern di dunia politik. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan.
(juh)