Apa Arti Peribahasa Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu?
Anjing menggonggong kafilah berlalu merupakan sebuah peribahasa yang sering diucapkan oleh banyak orang.
Namun, apa arti anjing menggonggong kafilah berlalu? Ketahui artinya agar dapat menggunakannya dengan tepat sesuai konteks obrolan.
Lihat Juga : |
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu atau ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.
Sesuai dengan penjelasan di atas, peribahasa biasanya digunakan untuk memberikan nasihat atau perumpamaan pada orang lain. Peribahasa juga digunakan tak hanya di Indonesia saja, tetapi di berbagai negara.
Tiap peribahasa memiliki arti tersendiri, seperti contohnya "Tak ada gading yang tak retak" memiliki arti tidak ada sesuatu atau seseorang yang sempurna. Selain itu, ada pula peribahasa "Air beriak tanda tak dalam" yang memiliki arti orang yang banyak bicara biasanya kurang berpengetahuan.
Bagaimana dengan peribahasa "Anjing menggonggong kafilah berlalu"?
Lihat Juga : |
Arti anjing menggonggong kafilah berlalu
Apa arti anjing menggonggong kafilah berlalu? Kita bisa mengartikan kalimat ini per kata atau berdasarkan perumpamaannya dalam peribahasa.
Secara harfiah, anjing menggonggong kafilah berlalu memiliki arti anjing adalah mamalia yang biasa dipelihara untuk menjaga rumah, berburu, dan sebagainya yang mengeluarkan gonggongan atau bunyi anjing, sedangkan kafilah adalah rombongan berkendaraan (unta) di padang pasir yang tetap berjalan.
Namun, secara peribahasa, anjing menggonggong kafilah berlalu memiliki arti yang lebih bermakna. Berdasarkan Buku Super Peribahasa oleh Annisa Mutia, anjing menggonggong kafilah berlalu memiliki arti biarpun banyak rintangan dalam berusaha, kita tidak boleh berputus asa.
Buku lainseperti Kamus Peribahasa yang ditulis Irwan P. Ratu Bangsawan mengartikan peribahasa anjing menggonggong kafilah berlalu sebagai tidak memperdulikan omongan, cemoohan, atau cibiran orang lain.
Peribahasa ini cukup unik karena memiliki kata kafilah yang berarti rombongan berkendaraan (unta) di padang pasir.
Unta bukanlah hewan asli Indonesia sehingga orang-orang Indonesia tidak menggunakan hewan tersebut sebagai kendaraan. Indonesia juga tidak memiliki padang pasir alami.
Dari keterangan tersebut, bisa disimpulkan bahwa peribahasa ini berasal dari luar Indonesia. Ternyata peribahasa ini bisa ditemukan dalam bahasa Inggris, Spanyol, dan Perancis, yakni:
- The dogs bark, but the caravan goes on (Inggris): Anjing menggonggong, karavan berlalu.
- Los perros ladran, la caravana pasa (Spanyol): Anjing menggonggong, karavan berlalu.
- Les chiens aboient, la caravane passe (Perancis): Anjing menggonggong, karavan berlalu.
Dilansir dari laman Your Dictionary, peribahasa ini disebut berasal dari peribahasa Arab. Banyak orang mengatakan awal peribahasa ini berasal dari Turki karena kalimatnya yang berima.
Dalam bahasa Turki, peribahasa ini berbunyi it ürür, kervan yürür yang berarti anjing menggonggong, kafilah berlalu.
Lihat Juga : |
Semua peribahasa tersebut memiliki arti yang serupa, yakni meskipun ada kritik, gangguan, atau komentar negatif dari orang lain, seseorang harus tetap fokus pada tujuan mereka dan terus maju tanpa terpengaruh.
Anjing pada peribahasa merujuk pada cemoohan, kritik, atau gangguan orang lain, kemudian kafilah atau karavan merujuk pada kita yang tetap maju tanpa terpengaruh.
Demikian penjelasan dari pertanyaan apa arti peribahasa anjing menggonggong kafilah berlalu. Semoga bermanfaat.
(sac/fef)