Jakarta, CNN Indonesia --
Peribahasa Jawa merupakan bentuk dari sastra lisan yang sarat pesan, nasihat, atau prinsip hidup. Dalam bahasa Jawa, peribahasa dikenal sebagai paribasan.
Terdapat banyak sekali contoh peribahasa Jawa yang ada bahkan masih digunakan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari buku Peribahasa Jawa Sebagai Cermin Watak, Sifat, dan Perilaku Manusia Jawa (2003), peribahasa Jawa adalah perumpamaan, ungkapan, atau semacam pepatah, tetapi tidak menggunakan arti sesungguhnya.
Dalam bahasa Indonesia, peribahasa disebut juga ungkapan atau kalimat ringkas yang biasanya mengiaskan maksud tertentu.
Peribahasa Jawa sering digunakan oleh masyarakat Jawa untuk mengatakan hal-hal yang tidak dapat diungkapkan dengan berterus terang.
Sebab, orang Jawa cenderung menghindari pertentangan atau konfrontasi secara langsung dalam proses komunikasinya.
Dengan demikian, mereka menggunakan peribahasa sebagai ungkapan penghalus (eufemisme) agar dapat diterima oleh lawan bicaranya.
Contoh peribahasa Jawa dan artinya
Berikut kumpulan contoh peribahasa Jawa dan artinya dalam bahasa Indonesia, dihimpun dari Kamus Unggah-Ungguh Bahasa Indonesia-Jawa dan sumber lainnya.
- Adigang adigung adiguna: Menonjolkan kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian yang dimiliki.
- Aja rumangsa bisa, nanging bisa a rumangsa: Jangan merasa bisa, tapi sebaiknya mawas diri.
- Aja ngomong waton, nanging ngomonga nganggo waton: Jangan asal bicara, tetapi bicaralah dengan alasan yang jelas.
- Ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busono: Kehormatan diri seseorang dari ucapannya sedangkan harga diri tubuh dari pakaian.
- Alon-alon waton kelakon: Pelan-pelan saja asalkan sampai/selesai.
- Ana catur mungkur: Orang yang tidak mau mendengarkan pergunjingan atau keluh kesah yang tidak baik.
- Ancik-ancik pucuking eri: Orang yang berada di tempat yang berbahaya.
- Anak polah bapak kepradhah: Anak bertingkah, orang tua yang bertanggung jawab.
- Angon mangsa: Menunggu waktu tepat atau mencari waktu yang baik.
- Asu gedhe menang kerahe: Orang besar biasanya lebih kuat, menang.
- Bapa kesulah anak kepolah: Orang tua yang dihukum, anak juga ikut merasakan.
- Becik ketitik ala ketara: Segala tindakan baik maupun buruk pasti akan kelihatan.
- Busuk ketekuk, pinter keblinger: Orang bodoh maupun pintar suatu saat akan menemui kesulitan.
- Cedhak kebo gupak: Bergaul dengan orang jahat akan tertular menjadi jahat.
- Ciri wanci lelai ginawa mati: Kebiasaan/watak buruk seseorang tak akan hilang sampai mati.
- Crah agawe bubrah, rukun agawe santosa: Rukun membuat kokoh, pertengkaran membuat kekacauan.
- Cur-curan banyu kendhi: Orang yang bersumpah untuk membuktikan kejujurannya.
- Desa mawa cara, negara mawa tata: Setiap tempat atau daerah pasti mempunyai adat dan aturan sendiri-sendiri.
- Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan: Walaupun orang lain tetapi kalau sedang menderita ikut merasakan.
- Durung pecus keselak besus: Belum pandai bekerja tapi sudah berkeinginan macam-macam.
- Entek amek, kurang golek: Dimarahi habis-habisan.
- Garang garing: Terlihat kaya tetapi hidup menderita.
- Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani: Di depan memberi contoh, di tengah membangun kemauan dan semangat, di belakang menjaga keselamatan.
- Jer basuki mawa beya: Setiap keinginan atau cita-cita pasti membutuhkan biaya.
- Kebo gupak ajak-ajak: Orang yang punya sifat buruk akan selalu mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama.
- Kebo kabotan sungu: Orang tua yang terlalu berat menanggung beban hidup karena banyak anak.
- Kebo nusu gudel: Mau tidak mau, orang tua meminta bantuan kepada anak-anaknya.
- Kegedhen empyak kurang cagak: Orang yang terlalu besar kemauannya.
- Keplok ora tombok: Ikut merasakan kebahagiaan tetapi tidak mengeluarkan biaya.
- Kenes ora ethes: Banyak omong tapi sebenarnya tidak bisa apa-apa.
- Mikul dhuwur mendhem jero: Mengangkat tinggi martabat orang tua.
- Nabok nyilih tangan: Memukul/mencelakai orang dengan pinjam tangan orang lain; pengecut.
- Nulung menthung: Seakan-akan menolong padahal sebenarnya menyusahkan/membuat sengsara orang.
- Ngubak-ubak banyu bening: Membuat kerusuhan di tempat yang tenang/tenteram.
- Ngono ya ngono, ning aja ngono: Peringatan agar tidak berlebihan dan merugikan orang lain.
- Nglurung tanpa bala, sugih tanpa bandha, menang tanpa ngasorake: Orang yang rendah hati dan berbudi pekerti yang baik bisa menang tanpa harus merendahkan orang lain.
- Ngundhuh wohing pakerti: Memetik buah akibat perbuatannya sendiri.
- Rawe-rawa rantas, malang-malang putung: Semua hal yang menghalangi akan disingkirkan.
- Rebut balung tanpa isi: Memperebutkan barang sepele.
- Sabaya pati, sabaya mukti: Susah maupun senang dijalani bersama.
- Sapa sing salah bakal seleh: Siapa pun yang berbuat salah suatu saat pasti kalah dan mengakuinya.
- Sabar iku ingaran mustikaning laku: Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran.
- Sepi ing pamrih, rame ing gawe: Saling membantu dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan.
- Sing nandur bakal ngunduh: Siapa yang menanam, ia yang akan menuai hasilnya.
- Sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti: Orang yang melakukan perbuatan buruk meskipun kuat, digdaya, dan berkuasa pasti akan kalah dengan orang yang berbuat baik.
- Urip iku urup: Hidup haruslah bermanfaat bagi orang lain.
- Welas tanpa lalis: Niat menolong tetapi rugi sendiri.
- Wani ngalah luhur wekasane: Berani mengalah akan naik derajatnya.
- Witing tresno jalaran saka kulina: Cinta tumbuh karena terbiasa.
- Yitna yuwana lena kena: Orang yang berhati-hati akan selamat, sedangkan yang ceroboh akan celaka.
Demikian contoh peribahasa Jawa dan artinya dalam bahasa Indonesia.
(fef)