Kata silaturahmi dan silaturahim sering kali diperdebatkan penggunaannya. Lantas, mana sebenarnya kata yang paling tepat, silaturahmi atau silaturahim?
Meski memiliki makna yang serupa, penting bagi umat Islam untuk mengetahui arti sebenarnya dari dua kata tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya dalam bahasa Arab, kata silaturahmi dan silaturahim dapat memiliki arti yang berbeda. Agar lebih paham, simak penjelasannya berikut ini.
Dilansir dari situs Muhammadiyah, kata silaturahmi atau silaturahim berasal dari dua kata, yakni shilat dan al-rahim atau al-rahmi.
Shilat memiliki arti menyambung atau menjalin, sedangkan al-rahim atau al-rahmi memiliki dua makna yang berbeda.
Al-rahim atau al-rahmi berasal dari akar kata rahima yarhamu. Akar kata tersebut memiliki dua makna, yakni kasih sayang atau rasa sakit pada wanita setelah melahirkan.
Dalam konteks berhubungan dengan sesama manusia, silaturahmi dan silaturahim memiliki arti menyambung kasih sayang atau menjalin tali hubungan atas dasar kasih sayang. Lalu, apa yang membedakan kedua kata ini?
Berdasarkan hadis, Rasulullah Saw sering kali menggunakan padanan kata 'rahim', berikut adalah beberapa contoh hadisnya:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ". [رواه البخاري ومسلم واللفظ للبخاري]
"Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang suka dilapangkan rezekinya atau ditambahkan umurnya maka hendaklah ia menyambung kekerabatannya"." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ". [رواه البخاري
"Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, diriwayatkan dari Nabi saw, beliau bersabda: "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menghormati tamunya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menyambung kekerabatannya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbicara yang baik atau hendaklah ia diam"." (HR. al-Bukhari)
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ الرَّحِمَ شِجْنَةٌ مُتَمَسِّكَةٌ بِاْلعَرْشِ تَكَلَّمَ بِلِسَانٍ ذَلِقٍ: "اَللَّهُمَّ صِلْ مَنْ وَصَلَنِي وَاقْطَعْ مَنْ قَطَعَنِي". فَيَقُولُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: "أَنَا الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ، وَإِنِّي شَقَقْتُ لِلرَّحِمِ مِنَ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ نَكَثَهَا نَكَثْتُهُ". [أخرجه الهيثمي]
"Diriwayatkan dari Anas, diriwayatkan dari Nabi Saw, beliau bersabda: "Sesungguhnya rahim (kekerabatan) itu adalah cabang kuat di 'Arsy berdoa dengan lisan yang tajam: "Ya Allah sambunglah orang yang menyambung aku dan putuslah orang yang memutusku". Maka Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "Aku adalah ar-Rahman ar-Rahim. Sungguh Aku pecahkan dari namaKu untuk rahim (kekerabatan), maka barang siapa menyambungnya niscaya Aku menyambung orang itu, dan barang siapa memutuskannya pasti Aku memutuskan orang itu"." (Diriwayatkan oleh al-Haitsami)
Dari beberapa hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam bahasa Arab kata silaturahim lebih tepat digunakan untuk merujuk pada aktivitas menjalin tali persahabatan atau tali kasih sayang.
Bagaimana dengan silaturahmi? Majelis Tarjih percaya silaturahmi juga memiliki arti yang sama. Sebab, kata ini muncul karena telah menjadi kata serapan yang telah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Dengan demikian, sejatinya tak menjadi masalah apabila seseorang menggunakan kata silaturahmi untuk merujuk pada kata silaturahim dalam bahasa Arab, terutama jika orang tersebut merupakan orang Indonesia.
Hal ini tidak menjadi sebuah kesalahan atau syara yang dapat berakibat dosa.
Itulah arti dan perbedaan dari kata silaturahmi atau silaturahim. Semoga bermanfaat.
(sac/juh)