Pengertian dan Lawan Kata dari Mudharat dalam Bahasa Arab

Mudharat adalah kata dari bahasa Arab yang memiliki arti merugikan. Lawan kata dari mudharat dalam bahasa Arab adalah mashlahah atau maslahat yang berarti manfaat.

Kata mudharat biasanya digunakan dalam Islam untuk menggambarkan segala sesuatu yang merugikan atau tidak baik, sebagaimana hadis berikut ini.

Lihat Juga : Pengertian Antonim, Jenis-Jenis, dan Contohnya dari A Sampai Z

"Dari Abu Sa'id Sa'ad bin Malik bin Sinan Al-Khudri ra, Rasulullah Saw bersabda: 'Tidak boleh memberikan mudharat tanpa disengaja atau pun disengaja'." (HR. Ibnu Majah, no. 2340)

Pengertian mudaharat

Dikutip dari buku Pengantar Kaidah Fikih, secara bahasa mudharat berasal dari akar kata dharra-yadhurru, yakni memudaratkan atau merugikan.

Sementara secara istilah, para ulama fikih memberikan definisi dharar sama dengan pengertian secara bahasa. Kata dharar dalam arti bahasa adalah situasi kekurangan, kerusakan, atau bahaya.

Dalam buku Hukum Islam: Konsep, Filosofi dan Metodologi (2021), kemudaratan berarti segala sesuatu yang tidak menguntungkan atau tidak baik.

Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, kata mudharat sama dengan mudarat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudarat berarti sesuatu yang tidak menguntungkan atau merugikan.

Selain itu, mudarat dalam bahasa Indonesia juga bisa berarti gagal, tidak berhasil, dan tidak berguna.

Lawan kata mudharat dalam bahasa Arab

Berdasarkan pembahasan makna kata mudharat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa antonim atau lawan kata dari mudharat adalah manfaat, untung, atau berguna.

Dalam bahasa Arab, kata manfaat berarti mashlahah. Ditambahkan dari buku Filsafat Ekonomi Islam, secara etimologi, kata mashlahah adalah bentuk jamak dari kata mashalil yang memiliki arti sesuatu yang baik atau yang bermanfaat.

Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, kata mashlahah sama dengan maslahat. Dalam KBBI, maslahat mempunyai arti sesuatu yang mendatangkan kebaikan (keselamatan dan sebagainya), bisa juga faedah atau guna.

Ayat tentang mudharat

Mudharat merupakan hal yang dilarang dalam Islam, tetapi terdapat kondisi tertentu yang memperbolehkannya.

Ditambahkan dalam buku Pengantar Kaidah Fikih, kondisi mudharat yang memperbolehkan orang melakukan sesuatu yang tadinya dilarang harus memenuhi syarat.

Kondisi mudharat tersebut harus memenuhi syarat anggota badan, keadaan darurat hanya dilakukan sekadarnya dalam arti tidak berlebihan, dan tidak ada pilihan lain kecuali melakukan hal yang dilarang tersebut, sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al-An'am ayat 119:

وَمَا لَكُمْ أَلَّا تَأْكُلُوا۟ مِمَّا ذُكِرَ ٱسْمُ ٱللَّهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُم مَّا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا ٱضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا لَّيُضِلُّونَ بِأَهْوَآئِهِم بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُعْتَدِينَ

Artinya: Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.

Lihat Juga : Surat Al Baqarah Ayat 155-156: Arab, Latin, Terjemahan, dan Tafsir

Demikian penjelasan tentang antonim atau lawan kata dari mudharat dalam bahasa Arab yakni mashlahah atau maslahat dalam bahasa Indonesia. Semoga kita terhindar dari kemudaratan atau hal-hal yang merugikan.