Dampak Positif dan Negatif dari Suatu Konflik dalam Masyarakat

CNN Indonesia
Senin, 07 Okt 2024 14:00 WIB
Suatu konflik bisa menghasilkan dampak dari aspek positif dan negatif. Berikut dampak positif dari suatu konflik dalam kehidupan sosial.
Ilustrasi. Suatu konflik bisa menghasilkan dampak dari aspek positif dan negatif. Berikut dampak positif dari suatu konflik dalam kehidupan sosial. (iStockphoto/SimonSkafar)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Konflik merupakan pertentangan atau perselisihan yang terjadi antarindividu atau anggota masyarakat dalam kehidupan. Konflik bisa terjadi di mana saja.

Selain dampak negatif, konflik atau pertentangan juga sebenarnya memiliki hal baik. Lantas, apa saja aspek positif dari suatu konflik dalam kehidupan?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya perlu diketahui bahwa konflik terlahir dari adanya perbedaan-perbedaan. Misalnya perbedaan ciri fisik, emosi, kebudayaan, kebutuhan, kepentingan, dan pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam masyarakat.

Kemudian, perbedaan-perbedaan tersebut memuncak menjadi konflik saat sistem sosial masyarakat tidak dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan.

Pengertian konflik

Dikutip dari buku Sosiologi untuk SMA dan MA Jilid 2, kata konflik berasal dari bahasa Latin, yakni configere yang berarti saling memukul.

Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Sederhananya, konflik merujuk pada adanya dua hal atau lebih yang berseberangan, tidak selaras, dan bertentangan.

Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

Dampak suatu konflik

Suatu konflik bisa menghasilkan dampak dari segi positif dan negatif. Berikut penjelasannya.

1. Aspek positif

Di bawah ini apa saja aspek positif dari suatu konflik.

  • Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas. Contohnya perbedaan pendapat tentang suatu permasalahan dalam diskusi yang bisa memperjelas kesimpulan.
  • Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai, dan hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.
  • Meningkatkan solidaritas sesama anggota (in group solidarity) yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
  • Mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
  • Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru.
  • Memiliki fungsi untuk sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat.
  • Memunculkan sebuah kompromi baru jika pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang. Contohnya dua pihak yang berkonflik dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan konflik karena menyadari hal itu tidak pernah berakhir.

2. Aspek negatif

Berikut ini adalah aspek negatif dari suatu konflik.

  • Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.
  • Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
  • Berubahnya kepribadian individu. Contohnya konflik memunculkan rasa benci, curiga, atau menjadikan perkelahian sebagai solusi atas sebuah permasalahan.
  • Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.

Faktor penyebab terjadinya konflik

Menurut Soerjono Soekanto, terdapat empat faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat, yakni perbedaan antarindividu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial. Berikut penjelasanya.

1. Perbedaan antarindividu

Perbedaan antarindividu merupakan salah satu faktor penyebab konflik. Contohnya adalah perbedaan pendapat atau pandangan yang bisa menimbulkan rasa amarah.

Hal itu bisa berlanjut pada perasaan benci hingga timbul usaha untuk saling menghancurkan.

2. Perbedaan kebudayaan

Sadar atau tidak, seseorang akan terpengaruh oleh pola-pola pemikiran dan pendirian dari kelompoknya. Pola-pola kebudayaan dari kelompok menjadi latar belakang pembentukan dan perkembangan kepribadian seseorang.

Perbedaan kepribadian individu akibat pola kebudayaan yang berbeda seperti itu tidak jarang menjadi penyebab terjadinya konflik antarkelompok masyarakat.

3. Perbedaan kepentingan

Setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu, begitu juga dengan kelompok. Kepentingan itu bisa menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

4. Perubahan sosial

Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang terus berubah seiring dengan berkembangnya kebutuhan dan pengetahuannya. Perubahan-perubahan tersebut juga memengaruhi cara pandang terhadap nilai, norma, dan pola perilaku masyarakat.

Perubahan sosial yang terjadi bisa memunculkan konflik. Misalnya konflik antara kaum muda dan kaum tua mengenai pola perilaku tradisi masyarakat.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan bagian dari sebuah proses interaksi sosial manusia untuk mencapai tujuan atau harapannya yang dilatarbelakangi oleh berbagai perbedaan.

Demikian penjelasan tentang apa saja aspek positif dari suatu konflik dalam kehidupan dilengkapi penyebabnya. Semoga bermanfaat dan selamat belajar!

(juh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER