Konflik merupakan pertentangan atau perselisihan yang terjadi antarindividu atau anggota masyarakat dalam kehidupan. Konflik bisa terjadi di mana saja.
Selain dampak negatif, konflik atau pertentangan juga sebenarnya memiliki hal baik. Lantas, apa saja aspek positif dari suatu konflik dalam kehidupan?
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya perlu diketahui bahwa konflik terlahir dari adanya perbedaan-perbedaan. Misalnya perbedaan ciri fisik, emosi, kebudayaan, kebutuhan, kepentingan, dan pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam masyarakat.
Kemudian, perbedaan-perbedaan tersebut memuncak menjadi konflik saat sistem sosial masyarakat tidak dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan.
Dikutip dari buku Sosiologi untuk SMA dan MA Jilid 2, kata konflik berasal dari bahasa Latin, yakni configere yang berarti saling memukul.
Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Sederhananya, konflik merujuk pada adanya dua hal atau lebih yang berseberangan, tidak selaras, dan bertentangan.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Suatu konflik bisa menghasilkan dampak dari segi positif dan negatif. Berikut penjelasannya.
Di bawah ini apa saja aspek positif dari suatu konflik.
Berikut ini adalah aspek negatif dari suatu konflik.
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat empat faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat, yakni perbedaan antarindividu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial. Berikut penjelasanya.
Perbedaan antarindividu merupakan salah satu faktor penyebab konflik. Contohnya adalah perbedaan pendapat atau pandangan yang bisa menimbulkan rasa amarah.
Hal itu bisa berlanjut pada perasaan benci hingga timbul usaha untuk saling menghancurkan.
Sadar atau tidak, seseorang akan terpengaruh oleh pola-pola pemikiran dan pendirian dari kelompoknya. Pola-pola kebudayaan dari kelompok menjadi latar belakang pembentukan dan perkembangan kepribadian seseorang.
Perbedaan kepribadian individu akibat pola kebudayaan yang berbeda seperti itu tidak jarang menjadi penyebab terjadinya konflik antarkelompok masyarakat.
Setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu, begitu juga dengan kelompok. Kepentingan itu bisa menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang terus berubah seiring dengan berkembangnya kebutuhan dan pengetahuannya. Perubahan-perubahan tersebut juga memengaruhi cara pandang terhadap nilai, norma, dan pola perilaku masyarakat.
Perubahan sosial yang terjadi bisa memunculkan konflik. Misalnya konflik antara kaum muda dan kaum tua mengenai pola perilaku tradisi masyarakat.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan bagian dari sebuah proses interaksi sosial manusia untuk mencapai tujuan atau harapannya yang dilatarbelakangi oleh berbagai perbedaan.
Demikian penjelasan tentang apa saja aspek positif dari suatu konflik dalam kehidupan dilengkapi penyebabnya. Semoga bermanfaat dan selamat belajar!
(juh)